MAKALAH
B R Y O P H Y T A
DISUSUN OLEH :
· STEVIN ASO
· IVANDRI USMAN
· HARIALISNA YAKUB
· MISHBAHUL
· HAJAR ASWAT
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN MIPA
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan
Yang Maha Kuasa yang telah memberi kita hikmat
dan akal budi sehingga tugas makalah yang berjudul “Bryophyta (Lumut)” ini
dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.
Tak lupa kami mengucapkan terima
kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah
membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini.
Kami menyadari walaupun kami telah
berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun karya tulis sederhana ini, tetapi
masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala masukan dan kritik sangat
kami harapkan demi perbaikan tugas ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi semua pembaca. Terima kasih.
Poso, September 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………….…… i
Daftar Isi …………………………………………………………………………..… ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ………………………………………………………………..… 1
B. Rumusan
Masalah ………………………………………………………………. 1
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian ………………………………………………………………………. 2
B. Klasifikasi …………………………………………………………………….…. 3
C. Daur Hidup ………………………………………………………….………….. 4
D. Contoh …………………………………………………………………………... 5
BAB III
KESIMPULAN …………………………………………………………... 6
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Lumut adalah tumbuhan kecil yang
sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan atau di atas tanah. Umumnya
lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian
tumbuhnya. Sebagian orang mungkin menganggap tumbuhan lumut sebagai tumbuhan
penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di tempat-tempat yang
tidak layak. Padahal sadar atau tidak ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup
banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk manusia
khususnya untuk pengobatan.
Biasanya tumbuhan lumut ini tumbuh
lebih dulu di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh di area tersebut,
itu sebabnya lumut disebut tumbuhan pelopor. Lumut yang berukuran kecil ini
hidup dengan membentuk koloni dan dapat menjangkau area yang cukup luas.
Manfaat tumbuhan lumut yang sudah mati adalah sebagai unsur hara dan pupuk bagi
tumbuhan lain disekitarnya termasuk untuk lumut yang masih hidup.
Banyak sekali jenis tumbuhan lumut di
dunia, terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati),
3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia.
Dalam ekosistem tumbuhan lumut berperan sebagai penyimpan air, dan
sebagai penyerap polutan. Disamping itu tumbuhan lumut dapat hidup di
wilayah-wilayah dimana tumbuhan lain tidak tumbuh.
B. Rumusan
Masalah
Rumusan
masalah dalam makalah ini adalah :
1.
Apa yang
dimaksud dengan Bryophyta?
2.
Apa Klasifikasi
Bryophyta?
3.
Bagaimana Daur
hidup Bryophyta?
4.
Apa saja contoh Bryophyta?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang
telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya
menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun
yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat
kecuali di laut (Gradstein,2003).
Dalam skala evolusi lumut berada diantara
ganggang hijau dan tumbuhan berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji).
Persamaan antara ketiga tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen
fotosintesis berupa klorofil A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama
(Hasan dan Ariyanti, 2004).
Perbedaan mendasar antara ganggang dengan
lumut dan tumbuhan berpembuluh telah beradaptasi dengan lingkungan darat yang
kering dengan mempunyai organ reproduksi (gametangium dan sporangium), selalu
terdiri dari banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel
mandul, zigotnya berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam
gametangium betina. Oleh karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya
merupakan tumbuhan darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo,
1989).
Lumut dapat dibedakan dari tumbuhan
berpembuluh terutama karena lumut (kecuali Polytrichales) tidak mempunyai
sistem pengangkut air dan makanan. Selain itu lumut tidak mempunyai akar
sejati, lumut melekat pada substrat dengan menggunakan rhizoid. Siklus hidup
lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda (Hasan dan Ariyanti, 2004).
Pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan
sesungguhnya di alam merupakan generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi
gametofitnya sangat tereduksi.
Sebaliknya pada lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan generasi seksual
(gametofit). Sporofit lumut sangat tereduksi dan selama perkembangannya melekat
dan tergantung pada gametofit (Polunin, 1990).
Ciri-Ciri
Lumut Secara Umum
·
Dapat
berfotosintesis, merupakan tumbuhan yang eukariotik dan multiseluler
·
Tidak memiliki
akar, batang, dan daun sejati ( talus )
·
Struktur
tubuhnya masih sederhana sehingga tidak memiliki berkas pembuluh angkut ( xylem
dan floem )
·
Lumut umumnya
merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja.
·
Ukuran tinggi
tubuh ± 20 cm.
·
Mengalami
pergiliran keturunan ( dari gametofit ke sporofit ) yang disebut metagenesis
·
Reproduksi
secara seksual dan aseksual ( spora )
·
Habitatnya di
berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit ( organism
yang hidup menempel pada tumbuhan lain ). jika pada hutan banyak pohon epifit
maka hutan demikian disebut hutan lumut.
·
Tumbuhan lumut
berwarna hijau karena mempunyai plastida yang menghasilkan klorofil a dan b
sehingga lumut bersifat autotrof. Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan
antara tumbuhan bertalus (talofita) dengan tumbuhan berkormus (kormofita).
Karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
·
Lumut melekat
dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid berbentuk seperti benang /rambut
untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air dan garam-garam mineral.
·
Dinding sel
lumut terdiri dari selulosa
·
Spora lumut
tumbuh dan berkembang menjadi protonema (filament yang berwarna hijau)
·
Kromosom
tumbuhan lumut bersifat haploid.
·
Batang dan daun
tegak pada lumut memiliki susunan yang berbeda.
·
Lapisan lumut
yang tebal dipermukaan batang dapat membantu menangkap dan menyimpan air serta
menjaga kelembaban hutan.
B.
Klasifikasi
Divisio tumbuhan lumut
dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a. Musci
(lumut daun)
Disebut lumut daun
karena pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun ukurannya masih
kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak dijumpai sehingga paling
banyak dikenal. Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum,
Furaria, Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.
b. Hepaticae
(lumut hati)
Lumut hati atau
Hepaticae dapat bereproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan dan
betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae. Contohnya adalah Marchantia
polymorpha.
c. Anthocerotaceae
(lumut tanduk)
Disebut sebagai lumut
tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan. Contohnya
adalah Anthoceros leavis.
Morfologi bervariasi. Ada 2 tipe lumut
hati yaitu lumut hati bertalus (thallose liverwort) dan lumut hati berdaun
(leafy liverwort). Lumut hati melekat pada substrat dengan rhizoid uniselluler
(Hasan dan Ariyanti, 2004). Pada
kebanyakan lumut thalloid selain rhizoid juga dijumpai sisik-sisik. Sporofit
pada kelompok lumut ini hidupnya hanya sebentar, lunak dan tidak berklorofil.
Spora yang telah masak dikeluarkan dari kapsul dengan cara kapsul pecah menjadi
4 bagian memanjang atau lebih (Gradstein, 2003
C.
Daur Hidup
Lumut mengalami siklus hidup
diplobiontik dengan
pergantian generasi heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran
generasi gametofit dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang
dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung
pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat makanan dari
gametofit seperti pada Gambar
Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit
menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari
protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom
(haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium
(betina) yang
menghasilkan sel telur
dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan
spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang
disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya.
Gametangium jantan (antheredium) berbentuk
bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk
seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut
leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama
(monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur
oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot
merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk
sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta
atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat
dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari
dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.
D.
Contoh
a.
Hepaticae (lumut hati)
b. Musci (lumut daun)
c. Anthocerotaceae (lumut tanduk)
BAB III
KESIMPULAN
Kesimpulan
dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.
Lumut adalah
tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan atau di
atas tanah.
2.
Umumnya lumut
berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian tumbuhnya.
Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab. Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm. Daun
lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti
jala, kecuali pada ibu tulang daunnya dan sebagainya.
3.
Klasifikasi
Bryophyta (lumut) antara lain Lumut daun / Musci, Lumut tanduk
(Anthocerotaceae) dan Lumut hati (Hepaticeae).
4.
Reproduksi lumut
bergantian antara seksual
dengan aseksualnya,
reproduksi aseksualnya dengan spora
haploid yang dibentuk
dalam sporofit, sedangkan
reproduksi seksualnya dengan membentuk gamet -gamet, baik gamet
jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.
5.
Pada siklus
hidup tumbuhan lumut, dimulai dari sporofit menghasilkan spora – protonema –
gametofit. Gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan
organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel
telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella
(antherezoid dan spermatozoid). Fertilisasi sel telur oleh antherezoid
menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal
generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang
terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul
(sporangium).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.galeripustaka.com/2013/09/klasifikasi-tumbuhan-lumut.html
http://sciencebooth.com/2013/05/12/klasifikasi-tumbuhan-lumut-bryophyta/
http://regianiyunistika.wordpress.com/2012/11/22/klasifikasi-bryophyta-tumbuhan-lumut/
http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/2.html#.VCIZWZSSzp4
http://erwinalien.blogspot.com/2014/06/makalah-bryophyta-lumut.html
No comments:
Post a Comment