Tuesday, February 9, 2016

Makalah Bryophyta

MAKALAH
B R Y O P H Y T A


DISUSUN OLEH :
·      STEVIN ASO
·      IVANDRI USMAN
·      HARIALISNA YAKUB
·      MISHBAHUL
·      HAJAR ASWAT


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN MIPA
UNIVERSITAS SINTUWU MAROSO
POSO

2014




KATA PENGANTAR

           Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa yang  telah memberi kita hikmat dan akal budi sehingga tugas makalah yang berjudul “Bryophyta (Lumut)” ini dapat terselesaikan tanpa suatu halangan dan rintangan yang cukup berarti.
           Tak lupa kami mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah bersusah payah membantu hingga terselesaikannya penulisan makalah ini.
           Kami menyadari walaupun kami telah berusaha semaksimal mungkin dalam menyusun karya tulis sederhana ini, tetapi masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, segala masukan dan kritik sangat kami harapkan demi perbaikan tugas ini. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pembaca. Terima kasih.


Poso, September 2014

                                                                                Penyusun


  
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ………………………………………………………………….……     i
Daftar Isi …………………………………………………………………………..…      ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ………………………………………………………………..…     1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………….     1
BAB II PEMBAHASAN
A.  Pengertian ……………………………………………………………………….      2
B.  Klasifikasi …………………………………………………………………….….     3
C.  Daur Hidup ………………………………………………………….…………..     4
D.  Contoh …………………………………………………………………………...     5
BAB III KESIMPULAN …………………………………………………………...      6

  
BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
           Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan atau di atas tanah. Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Sebagian orang mungkin menganggap tumbuhan lumut sebagai tumbuhan penggangu yang tidak berguna mengingat tumbuhnya sering di tempat-tempat yang tidak layak. Padahal sadar atau tidak ternyata manfaat tumbuhan lumut cukup banyak baik bagi tumbuhan lain, lingkungan di sekitarnya, bahkan untuk manusia khususnya untuk pengobatan.
           Biasanya tumbuhan lumut ini tumbuh lebih dulu di suatu tempat sebelum tumbuhan lain mampu tumbuh di area tersebut, itu sebabnya lumut disebut tumbuhan pelopor. Lumut yang berukuran kecil ini hidup dengan membentuk koloni dan dapat menjangkau area yang cukup luas. Manfaat tumbuhan lumut yang sudah mati adalah sebagai unsur hara dan pupuk bagi tumbuhan lain disekitarnya termasuk untuk lumut yang masih hidup.
           Banyak sekali jenis tumbuhan lumut di dunia, terdapat sekitar 4.000 spesies tumbuhan lumut (termasuk lumut hati), 3.000 di antaranya tumbuh di Indonesia.  Dalam ekosistem tumbuhan lumut berperan sebagai penyimpan air, dan sebagai penyerap polutan. Disamping itu tumbuhan lumut dapat hidup di wilayah-wilayah dimana tumbuhan lain tidak tumbuh.

B.  Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam makalah ini adalah :
1.         Apa yang dimaksud dengan Bryophyta?
2.         Apa Klasifikasi Bryophyta?
3.         Bagaimana Daur hidup Bryophyta?
4.         Apa saja contoh Bryophyta?
­




BAB II
PEMBAHASAN

     A.    Pengertian
     Lumut merupakan kelompok tumbuhan yang telah beradaptasi dengan lingkungan darat. Kelompok tumbuhan ini penyebarannya menggunakan spora dan telah mendiami bumi semenjak kurang lebih 350 juta tahun yang lalu. Pada masa sekarang ini Bryophyta dapat ditemukan disemua habitat kecuali di laut (Gradstein,2003).
     Dalam skala evolusi lumut berada diantara ganggang hijau dan tumbuhan berpembuluh (tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji). Persamaan antara ketiga tumbuhan tersebut adalah ketiganya mempunyai pigmen fotosintesis berupa klorofil A dan B, dan pati sebagai cadangan makanan utama (Hasan dan Ariyanti, 2004).
     Perbedaan mendasar antara ganggang dengan lumut dan tumbuhan berpembuluh telah beradaptasi dengan lingkungan darat yang kering dengan mempunyai organ reproduksi (gametangium dan sporangium), selalu terdiri dari banyak sel (multiselluler) dan dilindungi oleh lapisan sel-sel mandul, zigotnya berkembang menjadi embrio dan tetap tinggal di dalam gametangium betina. Oleh karena itu lumut dan tumbuhan berpembuluh pada umumnya merupakan tumbuhan darat tidak seperti ganggang yang kebanyakan aquatik (Tjitrosoepomo, 1989).
     Lumut dapat dibedakan dari tumbuhan berpembuluh terutama karena lumut (kecuali Polytrichales) tidak mempunyai sistem pengangkut air dan makanan. Selain itu lumut tidak mempunyai akar sejati, lumut melekat pada substrat dengan menggunakan rhizoid. Siklus hidup lumut dan tumbuhan berpembuluh juga berbeda (Hasan dan Ariyanti, 2004).
     Pada tumbuhan berpembuluh, tumbuhan sesungguhnya di alam merupakan generasi aseksual (sporofit), sedangkan generasi gametofitnya sangat tereduksi.  Sebaliknya pada lumut, tumbuhan sesungguhnya merupakan generasi seksual (gametofit). Sporofit lumut sangat tereduksi dan selama perkembangannya melekat dan tergantung pada gametofit (Polunin, 1990).

Ciri-Ciri Lumut Secara Umum
·      Dapat berfotosintesis, merupakan tumbuhan yang eukariotik dan multiseluler
·      Tidak memiliki akar, batang, dan daun sejati ( talus )
·      Struktur tubuhnya masih sederhana sehingga tidak memiliki berkas pembuluh angkut ( xylem dan floem )
·      Lumut umumnya merupakan tumbuhan kecil, biasanya hanya beberapa mm sampai beberapa cm saja.
·      Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm.
·      Mengalami pergiliran keturunan ( dari gametofit ke sporofit ) yang disebut metagenesis
·      Reproduksi secara seksual dan aseksual ( spora )
·      Habitatnya di berbagai tempat, yang hidup pada daun-daun disebut sebagai epifit ( organism yang hidup menempel pada tumbuhan lain ). jika pada hutan banyak pohon epifit maka hutan demikian disebut hutan lumut.
·      Tumbuhan lumut berwarna hijau karena mempunyai plastida yang menghasilkan klorofil a dan b sehingga lumut bersifat autotrof. Tumbuhan lumut merupakan bentuk peralihan antara tumbuhan bertalus (talofita) dengan tumbuhan berkormus (kormofita). Karena tumbuhan lumut belum memiliki akar sejati.
·      Lumut melekat dengan perantaraan rhizoid (akar semu). Rizoid berbentuk seperti benang /rambut untuk melekat pada tempat tumbuhnya dan menyerap air dan garam-garam mineral.
·      Dinding sel lumut terdiri dari selulosa
·      Spora lumut tumbuh dan berkembang menjadi protonema (filament yang berwarna hijau)
·      Kromosom tumbuhan lumut bersifat haploid.
·      Batang dan daun tegak pada lumut memiliki susunan yang berbeda.
·      Lapisan lumut yang tebal dipermukaan batang dapat membantu menangkap dan menyimpan air serta menjaga kelembaban hutan.

    B.    Klasifikasi
Divisio tumbuhan lumut dibagi menjadi beberapa kelas, yaitu:
a.    Musci (lumut daun)
Disebut lumut daun karena pada jenis lumut ini telah ditemukan daun meskipun ukurannya masih kecil. Lumut daun merupakan jenis lumut yang banyak dijumpai sehingga paling banyak dikenal. Contoh-contoh spesiesnya adalah Polytrichum juniperinum, Furaria, Pogonatum cirratum, dan Sphagnum.
b.    Hepaticae (lumut hati)
Lumut hati atau Hepaticae dapat bereproduksi secara seksual dengan peleburan gamet jantan dan betina, secara aseksual dengan pembentukan gemmae. Contohnya adalah Marchantia polymorpha.
c.    Anthocerotaceae (lumut tanduk)
Disebut sebagai lumut tanduk karena morfologi sporofitnya mirip seperti tanduk hewan. Contohnya adalah Anthoceros leavis.
        Morfologi bervariasi. Ada 2 tipe lumut hati yaitu lumut hati bertalus (thallose liverwort) dan lumut hati berdaun (leafy liverwort). Lumut hati melekat pada substrat dengan rhizoid uniselluler (Hasan dan Ariyanti, 2004).  Pada kebanyakan lumut thalloid selain rhizoid juga dijumpai sisik-sisik. Sporofit pada kelompok lumut ini hidupnya hanya sebentar, lunak dan tidak berklorofil. Spora yang telah masak dikeluarkan dari kapsul dengan cara kapsul pecah menjadi 4 bagian memanjang atau lebih (Gradstein, 2003

     C.   Daur Hidup

Lumut mengalami siklus hidup
diplobiontik dengan pergantian generasi heteromorfik. Kelompok tumbuhan ini menunjukkan pergiliran generasi gametofit dan sporofit yang secara morfologi berbeda. Generasi yang dominan adalah gametofit, sementara sporofitnya secara permanen melekat dan tergantung pada gametofit. Generasi sporofit selama hidupnya mendapat makanan dari gametofit seperti pada Gambar
     Pada siklus hidup tumbuhan lumut, sporofit menghasilkan spora yang akan berkecambah menjadi protonema. Selanjutnya dari protonema akan muncul gametofit. Generasi gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang
menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Gametangium biasanya dilindungi oleh daun-daun khusus yang disebut bract (daun pelindung) atau oleh tipe struktur pelindung lainnya.
     Gametangium jantan (antheredium) berbentuk bulat atau seperti gada, sedangkan gametogonium betinanya (arkegonium) berbentuk seperti botol dengan bagian lebar disebut perut dan bagian yang sempit disebut leher. Gametangia jantan dan betina dapat dihasilkan pada tanaman yang sama (monoceous) atau pada tanaman berbeda (dioceous).
Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium) di bagian ujungnya.
Kapsul merupakan tempat dihasilkannya spora melalui meiosis. Setelah spora masak dan dibebaskan dari dalam kapsul berarti satu siklus hidup telah lengkap.

D.   Contoh
a.  Hepaticae (lumut hati)

b.  Musci (lumut daun)
    

c.   Anthocerotaceae (lumut tanduk)
   



BAB III
KESIMPULAN

Kesimpulan dari makalah ini adalah sebagai berikut.
1.     Lumut adalah tumbuhan kecil yang sering kita lihat menempel di pepohonan, bebatuan atau di atas tanah.
2.     Umumnya lumut berwarna hijau dengan bulu-bulu halus yang terdapat disetiap bagian tumbuhnya. Hidup di rawa-rawa atau tempat yang lembab. Ukuran tinggi tubuh ± 20 cm. Daun lumut tersusun atas selapis sel berukuran kecil mengandung kloroplas seperti jala, kecuali pada ibu tulang daunnya dan sebagainya.
3.     Klasifikasi Bryophyta (lumut) antara lain Lumut daun / Musci, Lumut tanduk (Anthocerotaceae) dan Lumut hati (Hepaticeae).
4.     Reproduksi  lumut  bergantian  antara  seksual  dengan  aseksualnya, reproduksi  aseksualnya dengan  spora  haploid  yang  dibentuk  dalam  sporofit,  sedangkan  reproduksi  seksualnya  dengan membentuk gamet -gamet, baik gamet jantan maupun gamet betina yang dibentuk dalam gametofit.
5.     Pada siklus hidup tumbuhan lumut, dimulai dari sporofit menghasilkan spora – protonema – gametofit. Gametofit mempunyai satu set kromosom (haploid) dan menghasilkan organ sex (gametangium) yang disebut archegonium (betina) yang menghasilkan sel telur dan antheredium (jantan) yang menghasilkan sperma berflagella (antherezoid dan spermatozoid). Fertilisasi sel telur oleh antherezoid menghasilkan zigot dengan dua set kromosom (diploid). Zigot merupakan awal generasi sporofit. Selanjutnya pembelahan zigot membentuk sporofit dewasa yang terdiri dari kaki sebagai pelekat pada gametofit, seta atau tangkai dan kapsul (sporangium).



  



DAFTAR PUSTAKA

http://www.galeripustaka.com/2013/09/klasifikasi-tumbuhan-lumut.html
http://sciencebooth.com/2013/05/12/klasifikasi-tumbuhan-lumut-bryophyta/
http://regianiyunistika.wordpress.com/2012/11/22/klasifikasi-bryophyta-tumbuhan-lumut/
http://saswinhtml.blogspot.com/2012/04/2.html#.VCIZWZSSzp4
http://erwinalien.blogspot.com/2014/06/makalah-bryophyta-lumut.html


No comments:

Post a Comment

Profesi Pendidikan

RANGKUMAN PROFESI PENDIDIKAN O L E H ELFIRA. M. SUADE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNSIMAR POSO 2014 ...