TUGAS
GEOGRAFI
Disusun Oleh :
DONI
KELAS X A
SMA NEGERI 2 POSO
2015
1. Jenis-Jenis Patahan
a)
Lipatan tegak (symmetrical folds), terjadi karena pengaruh tenaga
horizontal sama atau tenaga radial sama dengan tenaga tangensial.
b)
Lipatan miring (asymmetrical fold), terjadi karena arah tenaga
horizontal tidak sama.
c)
Lipatan menutup (recumbent folds), terjadi Karena tenaga tangensial saja
yang bekerja.
d)
Lipatan rebah (overturned folds), terjadi karena arah tenaga horizontal
dari satu arah.
e)
Sesar sungkup (overthrust), terjadi karena adanya pergerakan pada
sepanjang kerak bumi.
f)
macam macam lipatan
2. Jenis-Jenis Lipatan
a)
Tanah naik (horst) , yaitu dataran yang terletak lebih tinggi dari
daerah sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya patah. Horst terjadi
akibat gerak tektogenesa horizontal memusat, yaitu tekanan dari dua arah atau
lebih yang menimbulkan kerak bumi terdorong naik.
b)
Tanah turun (graben/slenk) , yaitu kenampakan dataran yang letaknya
lebih rendah dari daerah di sekelilingnya, akibat dataran di sekelilingnya
patah. Graben terjadi karena tarikan dari dua arah yang mengakibatkan kerak
bumi turun.
c)
Sesar, yaitu patahan yang diakibatkan oleh gerak horizontal yang tidak
frontal dan hanya sebagian saja yang bergeser. Sesar ini dibagi menjadi dua,
yaitu dekstral dan sinistral. Dekstral, yaitu jika kita berdiri di depan
potongan sesar di depan kita bergeser ke kanan. Sinistral, yaitu jika kita
berdiri di depan potongan sesar di depan kita bergeser ke kiri.
d)
Blok mountain, yaitu kumpulan pegunungan yang terdiri atas beberapa
patahan. Blok mountain terjadi akibat tenaga endogen yang berbentuk
retakan-retakan di suatu daerah, ada yang naikdan ada yang turun dan ada pula
yang berbentuk miring sehingga terbentuk komplek pegunungan patahan yang
terdiri atas balok-balok lithosfera.
3. Jenis-Jenis Batuan Beku Luar dan Dalam
1). Batuan beku dalam, menurut Escher, proses pembekuannya terjadi di
dalam dapur magma pada kedalaman 15-50 km di dalam bumi. Karena pembekuan jauh
di dalam bumi, maka proses pembentukan batuan berlangsung dengan sangat lambat
sehingga terjadi pembentukan kristal yang agak besar pada batuan, contohnya
adalah batu granit.
2). Batuan beku luar (batuan beku lelehan), terjadi karena pembekuan
magma (lava) yang telah sampai di permukaan bumi. Proses pendinginan
berlangsung dengan cepat sehingga batuan tidak berkristal dan tidak berbentuk
andesit, yaitu sejenis lava yang telah membeku berwarna abu-abu agak kehitaman.
Batuan beku luar banyak dijumpai didaerah gunung berapi di Indonesia.(amorf).
4. Tipe-Tipe Letusan Gunung Berapi
1. Letusan Tipe
Hawaii
Ciri-ciri letusan tipe Hawai antara lain:
(1) lava yang dikeluarkan dari lubang kepundan bersifat cair
(2) lava mengalir ke segala arah
(3) Bentuk gunung yang dihasilkan tipe hawaai menyerupai perisai atau
tameng.
(4) skala letusannya relative lebih kecil namun intensitasnya cukup
tinggi.
Contoh gunung berapi dengan tipe
letusan Hawaii antara lain: Gunung Maona Loa, Maona Kea, dan Kilauea di Hawaii.
Tipe Letusan
Hawaii
2. Letusan Tipe
Stromboli
Letusan tipe Stromboli memiliki
ciri-ciri:
(1) seringnya terjadi letusan-letusan kecil yang tidak begitu kuat,
namun terus- menerus, dan banyak mengeluarkan efflata. Contoh, Gunung Vesuvius
di Italia, Gunung Raung di Jawa, dan Gunung Batur di Bali.
(2) Letusannya memiliki interval waktu hampir sama. Gunung api Stromboli
di Kepulauan Lipari tenggang waktu letusannya 12 menit, artinya setiap 12 menit
kawah melontarkan material padat berupa pasir, batu, dan abu.
(3) material yang dimuntahkan berupa material padat, gas, dan batu Contoh tipe letusan Stromboli yaitu Gunung
Vesuvius (Italia) dan Gunung Raung (Jawa).
Tipe Letusan
Stromboli
3. Letusan Tipe
Vulkano
Tipe vulkano mempunyai ciri-ciri, yaitu
(1) cairan magma yang kental dan dapur magma yang bervariasi dari
dangkal sampai dalam, sehingga memiliki tekanan yang sedang sampai tinggi. Tipe
ini merupakan tipe letusan gunung api pada umumnya. Contoh, Gunung Semeru di
Jawa Timur,
(2) besar kecilnya letusan didasarkan atas kekuatan tekanan dan
kedalaman dapur magmanya.
(3) daya rusak cukup besar.
Contoh: Gunung Vesuvius dan Etna
di Italia, serta Gunung Semeru di Jawa Timur.
Tipe Letusan
Vulkano
5. Letusan Tipe Merapi
Letusan tipe ini mengeluarkan lava kental sehingga menyumbat mulut
kawah. Akibatnya, tekanan gas menjadi semakin bertambah kuat dan memecahkan
sumbatan lava. Sumbatan yang pecah-pecah terdorong ke atas dan akhirnya
terlempar keluar. Material ini menuruni lereng gunung sebagai ladu atau
gloedlawine. Selain itu, terjadi pula awan panas (gloedwolk) atau sering
disebut wedhus gembel. Letusan tipe merapi sangat berbahaya bagi penduduk di
sekitarnya.
Tipe Letusan
Merapi
5. Letusan Tipe
Perret atau Plinian
Tipe perret termasuk tipe yang sangat merusak karena ledakannya sangat
dahsyat. Ciri utama tipe ini ialah letusan tiangan, gas yang sangat tinggi, dan
dihiasi oleh awan menyerupai bunga kol di ujungnya.
Contoh, letusan Gunung Krakatau pada tahun 1883 dan St. Helens yang
meletus pada tanggal 18 Mei 1980 merupakan tipe perret yang letusannya paling
kuat dengan fase gas setinggi 50 km. Karena letusannya sangat hebat,
menyebabkan puncak gunung menjadi tenggelam dan merosotnya dinding kawah,
kemudian membentuk sebuah kaldera.
Tipe Letusan
Perret atau Plinian
6. Letusan Tipe
Pelee
Letusan tipe ini biasa terjadi jika terdapat penyumbatan kawah di puncak
gunung api yang bentuknya seperti jarum, sehingga menyebabkan tekanan gas
menjadi bertambah besar. Apabila penyumbatan kawah tidak kuat, gunung tersebut
meletus.
Tipe Letusan Pelee
7. Letusan Tipe
Sint Vincent
Letusan tipe ini menyebabkan air danau kawah akan tumpah bersama lava.
Letusan ini mengakibatkan daerah di sekitar gunung tersebut akan diterjang
lahar panas yang sangat berbahaya.
Contoh: Gunung
Kelud yang meletus pada tahun 1919 dan Gunung Sint Vincent yang meletus pada
tahun 1902.
Tipe Letusan Sint
Vincent
No comments:
Post a Comment