Tuesday, February 9, 2016

Makalah Konservasi Hewan Liar


KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho dan rahmat-Nya sehingga sampai hari ini kita semua masih tetap berada dalam keadaan sehat wal’afiat. Lebih dari itu, rasa syukur juga kami panjatkan karena dalam keadaan terbatas kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini diucapkan terima kasih.
Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, dalam segi penulisan maupun materi yang dibahas, namun kiranya dapat dimaklumi dan mendapat kritik dan saran yang dapat membangun untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
 dgdg
                                                                                              Poso, Maret 2014
      Penyusun 

DAFTAR ISI


Kata Pengantar …………………………………………………………………………………...
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………….

BAB I PENDAHULUAN
A.      Latar Belakang ………………………………….…………………….…..……………..
B.      Pengertian Kawasan Konservasi …………………………………………………

BAB II PEMBAHASAN
1.      Pula Moyo ………………………….………………………….…..……………………..
2.      Taman Nasional Baluran ………………………….………………………….……
3.      Suaka Margasatwa Rawa Singkil ………………………….……………………
4.      Buton Utara ………………………….…………………….…..………………….…..
5.      Lambusango ………………………….…………………….…..……………………..
6.      Gunung Leuser ………………………….…………………….…..………..………..
7.      Meru Betiri ………………………….…………………..….…..……………………....
8.      Pulau Semana ………………………….…………………….…..……………….…..
9.      Gunung Watumahae ………………………….………………….…..…………….
10. Ujung Kulon ………………………….……………………….…..……………………..
11. Pulau Komodo ………………………….…………………….…..…………………..
12. Way Kambas ………………………….……………………….…..…………………...
13. Suaka Margasatwa Muara Angke ……………………………………………….

BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………







BAB I
PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang
Kawasan konservasi dapat memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan wilayah, dengan menarik wisatawan ke wilayah pedesaan. Pengembangan pariwisata di dalam dan di sekitar kawasan konservasi juga merupakan salah satu cara terbaik untuk mendatangkan keuntungan ekonomi bagi kawasan terpencil, dengan cara menyediakan kesempatan kerja setempat, merangsang pasar setempat, memperbaiki prasarana angkutan dan komunikasi (MacKinnon et al., 1986 ).

B.      Pengertian Kawasan Konservasi
Menurut Undang – undang nomor 41 tahun 1999 kawasan konservasi adalah kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang memiliki fungsi pokok sebagai kawasan tempat pelestarian keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Kawasan konservasi ini terdiri dari:
·      Kawasan Hutan Suaka Alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. HSA dibedakan lagi atas Cagar Alam dan Suaka Margasatwa.
·      Kawasan Hutan Pelestarian Alam adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa, serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya.  KHPA dibedakan atas Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
·      Taman Buru : kawasan hutan konservasi yang diperuntukkan bagi kepentingan wisata buru.

BAB II
PEMBAHASAN
Kawasan Konservasi Hewan Liar Di Indonesia

      1.      Pulau Moyo
Taman Buru Pulau Moyo mempunyai potensi keanekaragaman hayati cukup tinggi baik flora maupun fauna. Tipe vegetasinya merupakan vegetasi hutan pantai dataran rendah yang terdiri dari vegetasi pohon – pohonan, perdu / semak belukar dan padang savana yang luas. Selain satwa yang telah ditetapkan sebagai satwa buru seperti Rusa timor ( Cervus timorensis ), Sapi liar ( Bos javanicus ) dan Babi hutan (Sus sp), berbagai jenis burung yang tergolong langka dan dilindungi Undang – undang juga terdapat disini seperti Kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea), Burung Gosong (Megapodius reinwartditii), Koakiau (Philemon buceroides), Beo Sumbawa (Gracula religiosa venerate) serta berbagai jenis burung lainnya seperti Punglor (Zoothera sp), Ayam Hutan (Gallus sp), Elang bondol ( Haliastur Indus ) dan sebagainya.

      2.      Taman Nasional Baluran
Taman Nasional ini memiliki sekitar 444 jenis tumbuhan dan di antaranya merupakan tumbuhan asli yang khas dan mampu beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering, dan juga terdapat 26 jenis mamalia, yang dikenal orang salah satunya hewan banteng.

       3.      Suaka Margasatwa Rawa Singkil
Dikawasan rawa singkil terdapat beberapa satwa endemikseperti orang utan dan harimau sumatra, hasil PHVA (population and habitat viability assessment) 2003 menunjukanbahwa populasi orangutan sumatera yang terdapat dalamkawasan SM Rawa Singkil termasuk yang tertinggi diIndonesia dengan jumlah populasi mencapai 1.500 ekor.
Berdasarkan Keppres No. 33 tahun 1998, Rawa Singkil jugamerupakan bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser. RawaSingkil memiliki fungsi yang penting karena merupakan bagiandari DAS Alas yang menunjang kehidupan komunitas lokaldalam hal ketersediaan air, irigasi, pertanian dan sumber protein

      4.      Buton Utara
Buton Utara di Sulawesi Tenggara sebagai suaka margasatwa jenis kuskus, kera Sulawesi, burung maleo, dan berbagai jenis burung, khususnya jenis kakaktua.

       5.      Lambusango
Di dalam hutan konservasi ini, Anda dapat menemui banyak wisatawan asing, yang menjadikan Lambusango sebagai destinasi wisata petualangan. Hutan ini begitu gelap dan padat pepohonan. Hutan dengan luas 27 hektare ini, nyaris tidak tembus sinar matahari karena begitu lebatnya.
Daya tarik utama hutan ini adalah hewan-hewannya. Di Lambusango Anda bisa melihat hewan lucu tarsius dan juga anoa. di Sulawesi Tenggara, sebagai suaka margasatwa jenis babi rusa, anoa, dan rusa.

      6.      Gunung Leuser
Gunung Leuser terletak di Aceh bagian selatan Gunung Leuser. Jenis hewan yang dilindungi di tempat ini antara lain gajah, harimau loreng, harimau tutul, mawas, beruang madu, badak Sumatra bercula dua, buaya, dan burung rangkok. Di cagar alam Gunung Leuser tercatat 105 jenis hewan menyusui, 75 jenis hewan melata dan 20 jenis hewan amfibi, serta berbagai jenis burung.

      7.      Meru Betiri
Meru Betiri di Jawa Timur yang masih merupakan hutan asli sejak zaman dahulu di Jawa. Di tempat ini dilindungi harimau loreng Jawa yang diperkirakan hanya tinggal beberapa ekor, termasuk 29 jenis hewan menyusui, sekitar 180 jenis burung, di pantainya terdapat tempat penyu bertelur.

      8.      Pulau Semana
Pulau Semana dan Pulau Sangolaki di Kalimantan Timur sebagai suaka margasatwa, khususnya tempat bertelurnya penyu laut hijau. Di kedua pulau kecil ini sebelum dinyatakan sebagai suaka margasatwa dapat diambil sekitar 2 juta telur penyu setiap tahun.

      9.      Gunung Watumahae
Gunung Watumahae terletak di Sulawesi Tenggara, sebagai suaka margasatwa jenis hewan anoa, burung maleo, rusa, dan berbagai jenis burung, khususnya jenis kakaktua.

      10. Ujung Kulon
Terletak di Jawa Barat, tempat ini khusus melindungi Badak Jawa bercula satu. Jenis badak ini tinggal satu-satunya di dunia. Pada tahun 1990 diperkirakan tinggal 60 ekor. Hewan lain yang hidup di sini adalah harimau tutul, harimau loreng, banteng, anjing hutan, kera, pelanduk, buaya, sekitar 200 jenis burung, dan ular piton.

      11. Pulau Komodo
Terletak di sebelah barat Pulau Flores Nusa Tenggara Timur. Pulau ini sangat terkenal di dunia karena didiami biawak dan komodo. Hewan ini dinilai sebagai sisa-sisa hewan reptil di zaman purba, k. Way Kambas di Lampung, tempat ini terkenal sebagai perlindungan gajah. Di sini juga dipakai sebagai pusat penjinakkan dan pelatihan gajah agar dapat dimanfaatkan untuk pertunjukkan dan patroli keamanan. Fauna lain yang dilindungi di tempat ini adalah tapir, beruang madu, siamang, kijang, kerbau liar, buaya, dan biawak, serta berbagai jenis burung.

      12. Way Kambas
Way Kambas terletak di Lampung, tempat ini terkenal sebagai perlindungan gajah. Di sini juga dipakai sebagai pusat penjinakkan dan pelatihan gajah agar dapat dimanfaatkan untuk pertunjukkan dan patroli keamanan. Fauna lain yang dilindungi di tempat ini adalah tapir, beruang madu, siamang, kijang, kerbau liar, buaya, dan biawak, serta berbagai jenis burung.

      13. Suaka Marga Satwa Muara Angke
Di utara kota jakarta terdapat Suaka Margasatwa yang terletak di Muara Angke. Suaka Margasatwa Muara Angke adalah sebuah kawasan konservasi di wilayah hutan bakau (mangrove) di pesisir utara Jakarta. SMMA merupakan tempat tinggal aneka jenis burung dan berbagai satwa lain yang telah sulit ditemukan di wilayah Jakarta lainnya. Jakarta Green Monster mencatat seluruhnya ada 91 jenis burung, yakni 28 jenis burung air dan 63 jenis burung hutan, yang hidup di wilayah ini. Sekitar 17 jenis di antaranya adalah jenis burung yang dilindungi . Di samping jenis-jenis burung, di SMMA juga masih dijumpai kelompok-kelompok liar monyet kra atau juga biasa disebut monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Selain itu SMMA juga menjadi tempat hidup berbagai spesies reptilia seperti biawak air





BAB III
PENUTUP

Jadi dari pembahasan diatas disimpulkan bahwa beberapa kawasan konservasi hewan liar di Indonesia antara lain :
1.       Pula Moyo
2.       Taman Nasional Baluran
3.       Suaka Margasatwa Rawa Singkil
4.       Buton Utara
5.       Lambusango
6.       Gunung Leuser
7.       Meru Betiri
8.       Pulau Semana
9.       Gunung Watumahae
10.  Ujung Kulon
11.  Pulau Komodo
12.  Way Kambas
13.  Suaka Margasatwa Muara Angke




DAFTAR PUSTAKA

http://www.pulaumoyo.com/konservasi.html
http://girisatrio.wordpress.com/2013/10/22/hamparan-padang-rumput-dan-konservasi-hewan-terios-7-wonders-etape-4-rute-tengger-baluran/
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_suaka_margasatwa_di_Indonesia
http://travel.okezone.com/read/2013/08/26/408/855768/lambusango-hutan-gelap-favorit-turis-asing-di-buton
http://ancizhtarek.blogspot.com/2013/10/makalah-konservasi-keaneka-ragaman.html




















No comments:

Post a Comment

Profesi Pendidikan

RANGKUMAN PROFESI PENDIDIKAN O L E H ELFIRA. M. SUADE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNSIMAR POSO 2014 ...