KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho dan rahmat-Nya sehingga sampai
hari ini kita semua masih tetap berada dalam keadaan sehat wal’afiat. Lebih
dari itu, rasa syukur juga kami panjatkan karena dalam keadaan terbatas kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kepada semua pihak yang ikut
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini diucapkan terima kasih.
Dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahan, dalam segi penulisan maupun materi yang
dibahas, namun kiranya dapat dimaklumi dan mendapat kritik dan saran yang dapat
membangun untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
dgdg
Poso, Maret 2014
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar …………………………………………………………………………………...
Daftar Isi …………………………………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ………………………………….…………………….…..……………..
B.
Pengertian Kawasan Konservasi …………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN
1. Pula Moyo ………………………….………………………….…..……………………..
2. Taman Nasional Baluran ………………………….………………………….……
3. Suaka Margasatwa Rawa Singkil ………………………….……………………
4. Buton Utara ………………………….…………………….…..………………….…..
5. Lambusango ………………………….…………………….…..……………………..
6. Gunung Leuser ………………………….…………………….…..………..………..
7. Meru Betiri ………………………….…………………..….…..……………………....
8. Pulau Semana ………………………….…………………….…..……………….…..
9. Gunung Watumahae ………………………….………………….…..…………….
10. Ujung Kulon ………………………….……………………….…..……………………..
11. Pulau Komodo ………………………….…………………….…..…………………..
12. Way Kambas ………………………….……………………….…..…………………...
13. Suaka Margasatwa Muara Angke ……………………………………………….
BAB III PENUTUP ……………………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………………
|
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kawasan
konservasi dapat memberikan banyak kontribusi bagi pengembangan wilayah, dengan
menarik wisatawan ke wilayah pedesaan. Pengembangan pariwisata di dalam dan di
sekitar kawasan konservasi juga merupakan salah satu cara terbaik untuk
mendatangkan keuntungan ekonomi bagi kawasan terpencil, dengan cara menyediakan
kesempatan kerja setempat, merangsang pasar setempat, memperbaiki prasarana
angkutan dan komunikasi (MacKinnon et al., 1986 ).
B.
Pengertian
Kawasan Konservasi
Menurut
Undang – undang nomor 41 tahun 1999 kawasan konservasi adalah kawasan hutan
dengan ciri khas tertentu yang memiliki fungsi pokok sebagai kawasan tempat
pelestarian keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya. Kawasan
konservasi ini terdiri dari:
·
Kawasan Hutan Suaka Alam adalah
hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok pengawetan
keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya, yang juga berfungsi
sebagai wilayah sistem penyangga kehidupan. HSA dibedakan lagi atas Cagar Alam
dan Suaka Margasatwa.
·
Kawasan Hutan Pelestarian Alam
adalah hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai fungsi pokok perlindungan
sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa,
serta pemanfaatan secara lestari sumberdaya alam hayati dan ekosistemnya. KHPA dibedakan atas Taman Nasional, Taman
Hutan Raya dan Taman Wisata Alam.
·
Taman Buru : kawasan hutan
konservasi yang diperuntukkan bagi kepentingan wisata buru.
BAB II
PEMBAHASAN
Kawasan
Konservasi Hewan Liar Di Indonesia
1.
Pulau
Moyo
Taman Buru Pulau Moyo mempunyai
potensi keanekaragaman hayati cukup tinggi baik flora maupun fauna. Tipe
vegetasinya merupakan vegetasi hutan pantai dataran rendah yang terdiri dari
vegetasi pohon – pohonan, perdu / semak belukar dan padang savana yang luas.
Selain satwa yang telah ditetapkan sebagai satwa buru seperti Rusa timor (
Cervus timorensis ), Sapi liar ( Bos javanicus ) dan Babi hutan (Sus sp),
berbagai jenis burung yang tergolong langka dan dilindungi Undang – undang juga
terdapat disini seperti Kakatua kecil jambul kuning (Cacatua sulphurea), Burung
Gosong (Megapodius reinwartditii), Koakiau (Philemon buceroides), Beo Sumbawa
(Gracula religiosa venerate) serta berbagai jenis burung lainnya seperti
Punglor (Zoothera sp), Ayam Hutan (Gallus sp), Elang bondol ( Haliastur Indus )
dan sebagainya.
2.
Taman
Nasional Baluran
Taman Nasional ini memiliki sekitar 444 jenis
tumbuhan dan di antaranya merupakan tumbuhan asli yang khas dan mampu
beradaptasi dalam kondisi yang sangat kering, dan juga terdapat 26 jenis
mamalia, yang dikenal orang salah satunya hewan banteng.
3.
Suaka
Margasatwa Rawa Singkil
Dikawasan rawa singkil terdapat
beberapa satwa endemikseperti orang utan dan harimau sumatra, hasil PHVA
(population and habitat viability assessment) 2003 menunjukanbahwa populasi
orangutan sumatera yang terdapat dalamkawasan SM Rawa Singkil termasuk yang
tertinggi diIndonesia dengan jumlah populasi mencapai 1.500 ekor.
Berdasarkan Keppres No. 33 tahun
1998, Rawa Singkil jugamerupakan bagian dari Kawasan Ekosistem Leuser.
RawaSingkil memiliki fungsi yang penting karena merupakan bagiandari DAS Alas
yang menunjang kehidupan komunitas lokaldalam hal ketersediaan air, irigasi,
pertanian dan sumber protein
4.
Buton
Utara
Buton Utara di Sulawesi Tenggara
sebagai suaka margasatwa jenis kuskus, kera Sulawesi, burung maleo, dan
berbagai jenis burung, khususnya jenis kakaktua.
5.
Lambusango
Di dalam hutan konservasi ini,
Anda dapat menemui banyak wisatawan asing, yang menjadikan Lambusango sebagai
destinasi wisata petualangan. Hutan ini begitu gelap dan padat pepohonan. Hutan
dengan luas 27 hektare ini, nyaris tidak tembus sinar matahari karena begitu
lebatnya.
Daya tarik utama hutan ini adalah
hewan-hewannya. Di Lambusango Anda bisa melihat hewan lucu tarsius dan juga
anoa. di Sulawesi Tenggara, sebagai suaka margasatwa jenis babi rusa, anoa, dan
rusa.
6.
Gunung
Leuser
Gunung Leuser terletak di Aceh
bagian selatan Gunung Leuser. Jenis hewan yang dilindungi di tempat ini antara
lain gajah, harimau loreng, harimau tutul, mawas, beruang madu, badak Sumatra
bercula dua, buaya, dan burung rangkok. Di cagar alam Gunung Leuser tercatat
105 jenis hewan menyusui, 75 jenis hewan melata dan 20 jenis hewan amfibi,
serta berbagai jenis burung.
7.
Meru
Betiri
Meru Betiri di Jawa Timur yang
masih merupakan hutan asli sejak zaman dahulu di Jawa. Di tempat ini dilindungi
harimau loreng Jawa yang diperkirakan hanya tinggal beberapa ekor, termasuk 29
jenis hewan menyusui, sekitar 180 jenis burung, di pantainya terdapat tempat penyu
bertelur.
8.
Pulau
Semana
Pulau Semana dan Pulau Sangolaki
di Kalimantan Timur sebagai suaka margasatwa, khususnya tempat bertelurnya
penyu laut hijau. Di kedua pulau kecil ini sebelum dinyatakan sebagai suaka
margasatwa dapat diambil sekitar 2 juta telur penyu setiap tahun.
9.
Gunung
Watumahae
Gunung Watumahae terletak di
Sulawesi Tenggara, sebagai suaka margasatwa jenis hewan anoa, burung maleo,
rusa, dan berbagai jenis burung, khususnya jenis kakaktua.
10.
Ujung
Kulon
Terletak di Jawa Barat, tempat
ini khusus melindungi Badak Jawa bercula satu. Jenis badak ini tinggal
satu-satunya di dunia. Pada tahun 1990 diperkirakan tinggal 60 ekor. Hewan lain
yang hidup di sini adalah harimau tutul, harimau loreng, banteng, anjing hutan,
kera, pelanduk, buaya, sekitar 200 jenis burung, dan ular piton.
11.
Pulau
Komodo
Terletak di sebelah barat Pulau
Flores Nusa Tenggara Timur. Pulau ini sangat terkenal di dunia karena didiami
biawak dan komodo. Hewan ini dinilai sebagai sisa-sisa hewan reptil di zaman
purba, k. Way Kambas di Lampung, tempat ini terkenal sebagai perlindungan
gajah. Di sini juga dipakai sebagai pusat penjinakkan dan pelatihan gajah agar
dapat dimanfaatkan untuk pertunjukkan dan patroli keamanan. Fauna lain yang
dilindungi di tempat ini adalah tapir, beruang madu, siamang, kijang, kerbau
liar, buaya, dan biawak, serta berbagai jenis burung.
12.
Way
Kambas
Way Kambas terletak di Lampung,
tempat ini terkenal sebagai perlindungan gajah. Di sini juga dipakai sebagai
pusat penjinakkan dan pelatihan gajah agar dapat dimanfaatkan untuk
pertunjukkan dan patroli keamanan. Fauna lain yang dilindungi di tempat ini
adalah tapir, beruang madu, siamang, kijang, kerbau liar, buaya, dan biawak,
serta berbagai jenis burung.
13.
Suaka
Marga Satwa Muara Angke
Di utara kota jakarta terdapat
Suaka Margasatwa yang terletak di Muara Angke. Suaka Margasatwa Muara Angke
adalah sebuah kawasan konservasi di wilayah hutan bakau (mangrove) di pesisir
utara Jakarta. SMMA merupakan tempat tinggal aneka jenis burung dan berbagai
satwa lain yang telah sulit ditemukan di wilayah Jakarta lainnya. Jakarta Green
Monster mencatat seluruhnya ada 91 jenis burung, yakni 28 jenis burung air dan
63 jenis burung hutan, yang hidup di wilayah ini. Sekitar 17 jenis di antaranya
adalah jenis burung yang dilindungi . Di samping jenis-jenis burung, di SMMA
juga masih dijumpai kelompok-kelompok liar monyet kra atau juga biasa disebut
monyet ekor panjang (Macaca fascicularis). Selain itu SMMA juga menjadi tempat
hidup berbagai spesies reptilia seperti biawak air
BAB III
PENUTUP
Jadi dari
pembahasan diatas disimpulkan bahwa beberapa kawasan konservasi hewan liar di Indonesia
antara lain :
1. Pula Moyo
2. Taman
Nasional Baluran
3. Suaka
Margasatwa Rawa Singkil
4. Buton Utara
5. Lambusango
6. Gunung
Leuser
7. Meru Betiri
8. Pulau Semana
9. Gunung
Watumahae
10. Ujung Kulon
11. Pulau Komodo
12. Way Kambas
13. Suaka
Margasatwa Muara Angke
DAFTAR PUSTAKA
http://www.pulaumoyo.com/konservasi.html
http://girisatrio.wordpress.com/2013/10/22/hamparan-padang-rumput-dan-konservasi-hewan-terios-7-wonders-etape-4-rute-tengger-baluran/
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_suaka_margasatwa_di_Indonesia
http://travel.okezone.com/read/2013/08/26/408/855768/lambusango-hutan-gelap-favorit-turis-asing-di-buton
http://ancizhtarek.blogspot.com/2013/10/makalah-konservasi-keaneka-ragaman.html
No comments:
Post a Comment