Tuesday, February 9, 2016

Makalah Budaya Kerja Yang Baik

MAKALAH
BUDAYA KERJA YANG BAIK 



BAB I
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Tipe-tipe pekerjaan saat ini sangat bervariasi dalam hal ruang lingkup dan ukuran dan mungkin akan memiliki beberapa praktik yang unik pada pekerjaan itu. Misalnya, sebuah organisasi yang umum adalah organisasi akademik yaitu universitas. Terdapat beberapa ritual dalam perguruan tinggi, seperti orientasi mahasiswa baru, pestafrat ernit y(perkumpulan khusus mahasiswa di perguruan tinggi sertasorority(perkumpulan khusus mahasiswi), serta makanan kantin. Praktik-praktik seperti bimbingan dan magang juga memberi ciri kebanyakan institusi di perguruan tinggi.
Jelaslah bahwa inti dari kehidupan pekerjaan ditemukan di dalam budayanya. Dalam hal ini, budaya tidak mengacu pada keanekaragaman ras, etnis, dan latar belakang individu. Melainkan budaya adalah suatu cara hidup di dalam sebuah pekerjaan. Budaya kerja mencakup iklim atau atmosfer emosional dan psikologis. Hal ini mungkin mencakup semangat kerja karyawan, sikap, dan tingkat produktivitas. Budaya kerja juga mencakup simbol (tindakan, rutinitas, percakapan, dst.) dan makna-makna yang dilekatkan orang pada simbol-simbol ini. Makna dan pemahaman budaya dicapai melalui interaksi yang terjadi antar karyawan dan pihak manajemen.





BAB II
PEMBAHASAN
Sejak berdirinya sebuah perusahaan, entah disadari atau tidak, sebuah kultur / budaya kerja pasti juga akan berkembang di dalam perusahaan tersebut. Jika perusahaan berkembang dengan baik, mungkin culture yang dirawat sudah benar. Namun bagaimana jika tidak? Maka leader perlu bergerak cepat untuk memikirkan sebuah kultur baru yang lebih sinergi dengan visi dan misi perusahaan. Tetapi perkara mengubah kultur itu tidaklah semudah menjentikkan jari. Mengubah kultur sama dengan merombak sistem yang sudah berjalan. Tidak mudah, tetapi bukan juga tidak mungkin.
A.   Budaya Kerja Yang Baik
Ada 4 hal yang diperlukan untuk menciptakan Budaya Kerja yang baik. Yaitu:
1.     Adanya reward & punishment
Melalui reward punishment yang jelas, akan dibentuk sebuah budaya dimana karyawan akan berfikir lebih dahulu sebelum bertindak. Maka di masa depan tidak ada lagi broken window (efek domino akibat masalah yang diendapkan terlalu lama karena kecerobohan, misskomunikasi, dlsb), karena telah dibangun sebuah kultur di mana semua pekerjaan harus dikerjakan secara tuntas.
2.     Adanya pembinaan
Melalui pembinaan, seorang pegawai akan lebih mengenal kultur yang diterapkan pada perusahaan tersebut. sehingga dia dapat dengan mudah beradaptasi di dalamnya. Ambil contoh Zappos, perusahaan di Amerika Serikat yang terkenal dengan pembinaan kultur selama 5 minggu bagi pegawai barunya.
3.     Adanya control
Kontrol sangat diperlukan untuk mengetahui apakah kultur yang anda tanamkan masih berjalan di perusahaan atau sudah luntur ditinggalkan.
4.     Adanya penegakan
Bagaimana bila kultur anda tidak berjalan? Tentu harus ada penegaknya. Kultur akan berjalan ketika penegaknya tegas. Sama dengan sistem akan berjalan jika ada yang menjalankan.

B.    Tujuan Budaya Kerja
Tujuan-tujuan dari Budaya Kerja adalah sebagai berikut :
1.    Dapat memahami budaya kerja suatu perusahaan.
2.    Dapat mengimplementasikan Budaya Kerja di tempat kerja.
3.    Menciptakan suasana harmonis dengan partner kerja atau dengan klien.
4.    Membangun rasa kerja sama terhadap rekan kerja dalam team.
5.    Bisa beradaptasi dengan lingkungan secara baik.
6.    Mengenal norma-norma dalam suatu pekerjaan.
Dalam sebuah pekerjaan dan dunia kerja, ada beberapa faktor yang perlu kita perhatikan dan mendapat sorotan khusus.  Karena pekerjaan itu tidak menyangkut berapa upah (gaji) saja yang kita terima, tetapi didalamnya masih banyak terdapat beberapa point penting yang harus berjalan seimbang. Dalam sebuah pekerjaan yang menekankan produktivitas karyawannya, motivasi kerja adalah suatu variable mempunyai peran central yang sangat vital. Dimana motivasi kerja karyawan sebuah perusahaan akan berpengaruh pada produktivitas dan bahkan kinerja perusahaan tersebut.
Salah satu faktor yang sangat mempengaruhi motivasi karyawan adalah bagaimana budaya perusahaan yang berjalan atau ada di perusahaan tersebut. Budaya perusahaan menjadi semacam sebuah rules yang tidak tertulis dan bahkan seudah menjadi sebuah kebiasaan yang berlangsung sejak awal berdirinya perusahaan tersebut. Budaya perusahaan juga dapat menjadi trademark sebuah perusahaan apabila rules yang diterapkan itu sangat unik. Hal ini tentunya sangat sederhana, namun banyak orang dan bahkan seorang HRD di sebuah perusahaan pun kurang mengerti dan paham bahwa budaya perusahaan memainkan peran yang sangat vital. Banyak yang menggenjot dan menaikkan produktivitas dengan membayar upah tambahan dengan berharap motivasi kerja karyawan meningkat, namun melupakan variabel ini.
Sebagai contoh, kita tidak bisa memungkiri bahwa sebuah industri kreatif seperti perusahaan advertising tentunya mempunyai budaya perusahaan yang sangat jauh berbeda dengan industri perbankan. Bagaimana mungkin bisa orang-orang kreatif tersebut dibayar dengan gaji yang tinggi tetapi mereka diharuskan bekerja formal dan “saklek”. Yang ada malahan mereka tidak produktif, karena merasa terkekang oleh sebuah sistem dan susah untuk menelurkan ide-ide dan inspirasi kreatif. Begitu juga sebaliknya, bagaimana mungkin juga seorang pegawai bank bekerja dengan santai dan tidak formal, yang ada malah nasabah dan kreditur mengurungkan niatnya untuk menggunakan jas bank tersebut. Yang seperti inilah saya sebutkan bahwa selain untuk mempengaruhi motivasi kerja karyawan, budaya perusahaan juga bisa menjadi sebuah trademark.
Dalam teorinya, Edward Schein menyebutkan bahwa ada 3 faktor yang terdapat dalam sebuah budaya perusahaan yaitu Artifacts, Espoused Values, and Basic Underlying Assumption. Artifacts dalam teori Schein mencakup beberapa variabel yang bisa menjadi sebuah identitas perusahaan apabila dilihat dari luar, seperti apabila sebuah perusahaan A mempunyai sebuah desain logo/layout/ habbit karyawannya, maka oarang awam akan mudah mengerti dan mengenali perusahaan A adalah perusahaan apa dan bagaimana budaya perusahaan yang berjalan. Sementara itu Espoused Values lebih menekankan kepada nilai nilai yang terkandung di suatu perusahaan, seperti goals, policy, philosophy/filsafat yang ada. Dan yang terakhir Basic Underlying Assumption merupakan asumsi-asumsi dasar yang bisa menjadi maupun menciptakan visi dan misi bagi sebuah perusahaan.
Nah, dari beberapa keterangan diatas saya menyimpulkan bahwa budaya perusahaan bisa menjadikan karyawan merasa nyaman dan merasa enjoy bekerja. Dalam hal ini tentunya HRD yang bertanggung jawab untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan bisa membentuk, memepertahankan atau mungkin bahkan bisa meng-improvisasi budaya perusahaan yang telah ada di suatu perusahaan sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Saya sering mendapatkan cerita dari beberapa orang teman, bahwa mereka lebih memilih resign dari pekerjaannya walaupun diberikan upah tambahan. Karena yang menjadi permasalahan adalah bukan gaji, tetapi pada kenyamanan mereka bekerja. Mereka memeilih resign karena tidak sesuai dan tidak cocok dengan budaya organisasi yang ada. Jika karyawan saja malas-malasan dalam bekerja seperti itu, bagaimana mungin produktivitas sebuah perusahaan akan meningkat?
Perlu kita ketahui bahwa budaya perusahaan adalah salah satu aspek penting saja dalam meningkatkan motivasi kerja, budaya perusahaan tidak dapat berdiri sendiri. Perlu adanya support dan keseimbangan dari banyak bagian lain yang ada didalam sebuah perusahaan. Dan yang terakhir tentunya adalah perlunya men-sinergikan beberapa faktor dan variabel yang ada untuk meningkatkan motivasi kerja karyawan di sebuah perusahaan.
C.   Manfaat Budaya Kerja
Manfaat dari penerapan Budaya Kerja yang baik :
1.     Meningkatkan jiwa gotong royong
2.     Meningkatkan kebersamaan
3.     Saling terbuka satu sama lain
4.     Meningkatkan jiwa kekeluargaan
5.     Meningkatkan rasa kekeluargaan
6.     Membangun komunikasi yang lebih baik
7.     Meningkatkan produktivitas kerja
8.     Tanggap dengan perkembangan dunia luar, dll





BAB III
PENUTUP

A.   Kesimpulan
Budaya perusahaan tidak muncul dengan sendirinya di kalangan anggota organisasi, tetapi perlu dibentuk dan dipelajari karena pada dasarnya budaya perusahaan adalah sekumpulan nilai dan pola perilaku yang dipelajari, dimiliki bersama, oleh semua anggota organisasi dan diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

B.   Saran
Budaya perusahaan sangat penting peranannya dalam mendukung terciptanya suatu organisasi atau perusahaan yang efektif. Secara lebih spesifik, budaya perusahaan dapat berperan dalam menciptakan jati diri, mengembangkan keikutsertaan pribadi dengan perusahaan dan menyajikan pedoman perilaku kerja bagi karyawan.


DAFTAR PUSTAKA

http://ekonomi.kompasiana.com/manajemen/2013/06/26/budaya-perusahaan-dan-pengaruhnya-terhadap-motivasi-kerja-karyawan-568737.html
http://mediabisnisonline.com/bagaimana-perusahaan-membentuk-budaya-kerja-yang-positif/
http://faridaniva.blogspot.com/2013/12/makalah-budaya-kerja.html
http://alfiahsiti134.blogspot.com/2012/10/budaya-kerja.html
http://terminalkoltim.blogspot.com/2010/11/arti-definisi-dan-pengertian-budaya.html


No comments:

Post a Comment

Profesi Pendidikan

RANGKUMAN PROFESI PENDIDIKAN O L E H ELFIRA. M. SUADE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNSIMAR POSO 2014 ...