Tuesday, February 9, 2016

Makalah Penyakit Pada Sapi

KATA PENGANTAR

Puji syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho dan rahmat-Nya sehingga sampai hari ini kita semua masih tetap berada dalam keadaan sehat wal’afiat. Lebih dari itu, rasa syukur juga kami panjatkan karena dalam keadaan terbatas kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kepada semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini diucapkan terima kasih.
Dalam pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, dalam segi penulisan maupun materi yang dibahas, namun kiranya dapat dimaklumi dan mendapat kritik dan saran yang dapat membangun untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

                                                                                              Poso, Maret 2014
      Penyusun



DAFTAR ISI


Kata Pengantar ………………………………………………………………………...
Daftar Isi ………………………………………………………………………………….

BAB I
PENDAHULUAN……………………………….…….……………….…..……………..

BAB II PEMBAHASAN
1.            Penyakit Brucellosis (Keluron Menular) ..……………………………
2.            Penyakit Anthrax (Radang Limpa) Anthrax ………………………….
3.            Radang Ambing (Mastitis) ………………………………………………….
4.            SEPTICEMIA EPIZOOTICA (SE) / Ngorok ……………….……………
5.            Penyakit Pink Eye ………………………………………………………………

BAB III PENUTUP …………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………




BAB I
PENDAHULUAN

Penyakit dalam pengertian umum dapat dikatakan sebagai penyimpangan dari kondisi normal. Penyakit dapat disebabkan oleh jasad hidup (infeksius) yang dapat disebarkan dari hewan ke hewan, dengan kontak langsung atau tidak langsung (menular). Sedang penyakit yang disebarkan oleh serangga atau vektor tidak menular.
Jasad hidup yang menyerang tubuh dan penyebab penyakit antara lain.
1.       Bakteria ; jasad kecil kelompok tumbuhan umumnya dapat dilihat dibawah mikroskop biasa.
2.       Virus ; jasad kecil dari kerajaan tumbuhan, umumnya dapat dilihat dibawah mikroskop khusus
3.       Protozoa ; organisme ini tergolong kelompok hewan, lebih besar dari bakteri.
4.       Parasit ; induk semang yang terdir dari ektoparasit (diluar) seperti caplak, lalat dan kutu. Endoparasit (didalam) seperti cacing.
5.       Cendawan ; kelompok tumbuhan mikro seperti scabies/kudis, kurap.


  
BAB II
PENYAKIT PADA SAPI YANG DISEBABKAN OLEH BAKTERI

1.      Penyakit Brucellosis (Keluron Menular) 
Brucellosis adalah penyakit ternak menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini dikenal sebagai penyakit Kluron atau penyakit Bang. Sedangkan pada manusia menyebabkan demam yang bersifat undulans dan disevut Demam Malta. Jasad renik penyebab รจ Micrococcus melitensis yang selanjutnya disebut pula Brucella melitensis. 
Bakteri Brucella untuk pertama kalinya ditemukan oleh Bruce (1887) pada manusia dan dikenal sebagai Micrococcus miletensi. Kemudian Bang dan Stribolt (1897) mengisolasi jasad renik yang serupa dari sapi yang menderita kluron menular. Jasad renik tersebut diberi nama Bacillus abortus bovis. Bakteri Brucella bersifat gram negatif, berbentuk batang halus, mempunyai ukuran 0,2 - 0,5 mikron dan lebar 0,4 - 0,8 mikron, tidak bergerak, tidak berspora dan aerobik. Brucella merupakan parasit intraseluler dan  dapat diwarnai dengan metode Stamp atau Koster.  Brucellosis yang menimbulkan masalah pada ternak terutama disebabkan oleh 3  spesies, yaitu Brucella melitensis, yang menyerang pada kambing,Brucella abortus,  yang menyerang pada sapi dan Brucella suis, yang menyerang pada babi dan sapi. 
Brucella memiliki 2 macam antigen, antigen M dan antigen a. Brucella melitensis memiliki lebih banyak antigen M dibandingkan antigen A, sedangkan Brucella abortus dan Brucella suis sebaliknya. Daya pengebalan akibat infeksi Brucella adalah rendah karena antibodi tidak begitu berperan. Kerugian ekonomi yang diakibatkan oleh brucellosis sangat besar, walaupun mortalitasnya kecil. Pada ternak kerugian dapat berupa:
·       kluron,
·       anak ternak yang dilahirkan lemah,
·       kemudian mati,
·       terjadi gangguan alat-alat reproduksi yang mengakibatkan kemajiran temporee atau permanen.
·       Kerugian pada sapi perah berupa turunnya produksi air susu.

2.      Penyakit Anthrax (Radang Limpa) Anthrax
Anthrax adalah penyakit menular yang biasanya bersifat akut atau perakut pada berbagai jenis ternak (pemamah biak, kuda, babi dan sebagainya), yang disertai dengan demam tinggi dan disebabkan oleh Bacillus anthracis. Biasanya ditandai dengan perubahan-perubahan jaringan bersifat septicemi, timbulnya infiltrasi serohemorrhagi pada jaringan subkutan dan subserosa dan dengan pembengkakan akut limpa. Pelbagai jenis ternak liar (rusa, kelinci, babi hutan dan sebagainya) dapat pula terserang. Faktor-faktor predisposisi daat mempermudah timbulnya penyakit pada hewan-hewan yang mengandung spora yang bersifat latent.

Penyebab
        Penyebab penyakit anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis. Faktor-faktor seperti hawa dingin, kekurangan makanan dan keletihan dapat mempermudah timbulnya penyakit pada ternak-ternak yang mengandung spora yang bersifat laten. 
        Bacillus anthracis berbentuk batang, lurus dengan ujung siku-siku. dalam biakan membentuk rantai panjang. dalam jaringan tubuh tidak pernah terlihat rantai panjang, biasanya tersusun secara tunggal atau dalam rantai pendek dari 2 - 6 organisme. Dalam jaringan tubuh selalu berselubung (berkapsel). kadang-kadang satu kapsel melingkupi Beberapa organisme.
      Bakteri Bacillus anthracis bersifat gram positif, berukuran besar dan tidak dapat bergerak. Bakteri yang sedang menghasilkan spora memiliki garis tengah 1 mikron atau Lebih dan panjang 3 mikron atau lebih.
        Basil anthrax bersifat aerob dan akan membentuk spora yang letaknya di tengah bila cukup oksigen. Spora tersebut mampu hidup di tanah sampai puluhan tahun. Bentuk spora lebih tahan terhadap suhu pasteurisasi, oleh macam-macam desinfektan atau proses pembusukan dibandingkan bentuk vegetatif B. antracis. 

3.      Radang Ambing (Mastitis) 
Mastitis adalah istilah yang digunakan untuk radang yang terjadi pada ambing, baik bersifat akut, subakut ataupun kronis, dengan kenaikan sel di dalam air susu dan perubahan fisik maupun susunan air susu, disertai atau tanpa adanya perubahan patologis pada kelenjar (Subronto, 2003). Akoso (1996) menyatakan bahwa pada sapi, mastitis sering terjadi pada sapi perah dan disebabkan oleh berbagai jenis bakteri.  Sori et al (2005) menyatakan bahwa kerugian kasus mastitis antara lain : kehilangan produksi susu, kualitas dan kuantitas susu berkurang, banyak sapi yang diculling. Penurunan produksi susu per kuartir bisa mencapai 30% atau 15% per sapi per laktasi, sehingga menjadi permasalahan besar dalam industri sapi perah. 

Faktor Penyebab Mastitis 
Resistensi atau kepekaan terhadap mastitis pada sapi, kambing atau domba bersifat menurun. Gen- gen yang menurun akan menentukan ukuran dan struktur puting Saat periode kering adalah saat awal bakteri penyebab mastitis menginfeksi, karena pada saat itu terjadi hambatan aksi fagositosis dari neutrofil pada ambing. Berbagai jenis bakteri telah diketahui sebagai agen penyebab penyakit mastitis, antara lain Streptococcus agalactiae, Str. Disgalactiae, Str. Uberis, Str.zooepedermicus, Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Enterobacter aerogenees dan Pseudomonas eroginosa. Dilaporkan juga bahwa yeast dan fungi juga sering menginfeksi ambing, namun biasanya menyebabkan mastitis subklinis.  
Hasil penelitian di Ethiopia oleh Sori et al (2005) menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan susu dengan metode CMTdari 180 ekor sapi perah lokal Zebu dan persilangan, prevalensi mastitis mencapai 52,78%, dengan 47 ekor (16,11%) merupakan mastitis klinis dan 87 ekor (36,67%), merupakan mastitis subklinis. 
Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab utama mastitis pada sapi perah yang menimbulkan kerugian ekonomi yang cukup besar akibat turunnya produksi susu. Dilaporkan oleh peneliti yang sama bahwa dari 134 isolat yang diuji, maka persentase terbesar mikroorganisme penyebab mastitis adalah Staphylococcus aureus. 

4.      SEPTICEMIA EPIZOOTICA (SE) / Ngorok 
Penyakit SE adalah penyakit menular terutama pada kerbau, sapi, babi dan kadang-kadang pada domba, kambing dan kuda yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida tipe tertentu. Penyakit biasanya berjalan secara akut , dengan angka kematian yang tinggi, terutama pada penderita yang telah menunjukkan tanda-tanda klinik yang jelas. Sesuai dengan namanya, pada kerbau dalam stadium terminal akan menunjukkan gejala-gejala ngorok (mendengkur), disamping adanya kebengkakan busung pada daerahdaerah submandibula dan leher bagian bawah. Gambaran seksi pada ternak memamah biak menunjukkan perubahan-perubahan sepsis. 
Penyakit SE menyebabkan kematian, napsu makan berkurang, penurunan berat  badan serta kehilangan tenaga kerja pembantu pertanian dan pengangkutan. 
Di Indonesia, karena program vaksinasi SE dilakukan secara rutin, maka kejadian penyakit SE di Indonesia saat ini hanya bersifat sporadik. Namun wabah SE dalam jumlah cukup besar masih sering ditemukan, misalnya di daerah-daerah Nusatenggara, seperti Sumba,Timor, Sumbawa dan daerah-daerah lain. Pada umumnya wabah itu terjadi pada permulaan musim hujan. Hal ini biasanya disebabkan karena tidak tervaksinnya ternak-ternak di daerah itu. Keadaan ini mungkin karena vaksin tidak tersedia atau lapangan di mana ternak merumput secara liar sangat sulit terjangkau oleh vaksinator.

Penyebab 
        Penyebab penyakit SE adalah bakteri Pasteurella multocida yang berbentuk cocobacillus yang mempunyai ukuran yang sangat halus dan bersifat bipoler. 
Secara serologik dikenal beberapa tipe dan penyebab SE di Indonesia, antara lain adalah Pasteurella multocida tipe 6B. Bakteri yang bersifat gram negatif ini tidak membentuk spora, bersifat non motil dan berselubung yang lama kelamaan dapat hilang karena penyimpanan yang terlalu lama. 

5.      Penyakit Pink Eye. 
Pink Eye merupakan penyakit mata akut yang menular pada sapi, domba maupun kambing, biasanya bersifat epizootik dan ditandai dengan memerahnya conjunctiva dan kekeruhan mata. 
Penyakit ini tidak sampai menimbulkan kematian, akan tetapi dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar bagi peternak, karena akan menyebabkan kebutaan ,penurunan berat badan dan biaya pengobatan yang mahal.

Etiologi 
Pink Eye disebabkan oleh bakteri, virus, rikketsia maupun chlamydia, namun yang paling sering ditemukan adalah akaibat bakteri Maraxella bovis.
Cara Penularan 
Mikrorganisme penyebab ditularkan lewat kontak antara ternak peka dengan ternak penderita atau oleh serangga yang bisa memindahkan mikroorganisme atau bisa juga lewat iritasi debu atau sumber-sumber lain yang dapat menyebabkan goresan atau luka mata. 
Gejala Klinis 
 Mata berair, kemerahan pada bagian mata yang putih dan kelopaknya, bengkak pada kelopak mata dan cenderum menjulingkan mata untuk menghindari sinar matahari. Selanjutnya selaput bening mata/kornea menjadi keruh dan pembuluh darah tampak menyilanginya. Kadang-kadang terjadi borok atau lubang pada selaput bening mata. Borok dapat pecah dan mengakibatkan kebutaan. Mata akan sembuh dalam waktu 1 – 4 minggu, tergantung kepada penyebabnya dan keganasan penyakitnya. 
Pengobatan 
Suntikan antibiotik, seperti tetracyclin atau tylosin dan penggunaan salep mata dapat membantu kesembuhan penyakit. Menempatkan ternak pada tempat yang teduh atau menempelkan kain di mata dapat mengurangi rasa sakit mata akibat silaunya matahari. 
Pencegahan 
Memisahkan ternak yang sakit dari ternak-ternak sehat merupakan cara terbaik untuk pencegahan terhadap pinx eye. Tidak tersedia vaksin untuk penyakit ini. 
BAB III
PENUTUP

1.       Penyakit Brucellosis (Keluron Menular)
Disebabkan oleh Bakteri Brucella untuk pertama kalinya ditemukan oleh Bruce (1887)
2.       Penyakit Anthrax (Radang Limpa) Anthrax
Penyebab penyakit anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis. Faktor-faktor seperti hawa dingin, kekurangan makanan dan keletihan dapat mempermudah timbulnya penyakit pada ternak-ternak yang mengandung spora yang bersifat laten.
3.       Radang Ambing (Mastitis)
Staphylococcus aureus merupakan salah satu penyebab utama mastitis pada sapi perah
4.       Septicemia Epizootica (Se) / Ngorok
Penyebab penyakit SE adalah bakteri Pasteurella multocida yang berbentuk cocobacillus yang mempunyai ukuran yang sangat halus dan bersifat bipoler.
5.       Penyakit Pink Eye.
Pink Eye disebabkan oleh bakteri, virus, rikketsia maupun chlamydia, namun yang paling sering ditemukan adalah akaibat bakteri Maraxella bovis.

  
DAFTAR PUSTAKA
http://putrawiadnyana94.blogspot.com/2013/01/11-jenis-penyakit-yang-harus-bebas-pada.html
http://nakstppmlg.weebly.com/penyakit-sapi.html
http://www.doktergaul.com/tentang/penyakit-pada-sapi-yang-disebabkan-oleh-bakteri.html
http://syahrir-hasyim.blogspot.com/2013/11/mengenal-penyakit-sapi.html

No comments:

Post a Comment

Profesi Pendidikan

RANGKUMAN PROFESI PENDIDIKAN O L E H ELFIRA. M. SUADE FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNSIMAR POSO 2014 ...