KATA PENGANTAR
Puji syukur senantiasa kita panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas ridho dan rahmat-Nya sehingga sampai
hari ini kita semua masih tetap berada dalam keadaan sehat wal’afiat. Lebih
dari itu, rasa syukur juga kami panjatkan karena dalam keadaan terbatas kami
dapat menyelesaikan makalah ini.
Kepada semua pihak yang ikut
berpartisipasi dalam pembuatan makalah ini diucapkan terima kasih.
Dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat kekurangan dan kelemahan, dalam segi penulisan maupun materi yang
dibahas, namun kiranya dapat dimaklumi dan mendapat kritik dan saran yang dapat
membangun untuk selanjutnya. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita
semua.
Poso, Maret 2014
Penyusun
DAFTAR
ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………………...
Daftar Isi ………………………………………………………………………………….
BAB I
PENDAHULUAN……………………………….…….……………….…..……………..
BAB II PEMBAHASAN
1.
Penyakit Brucellosis (Keluron Menular) ..……………………………
2.
Penyakit Anthrax (Radang Limpa) Anthrax ………………………….
3.
Radang Ambing (Mastitis) ………………………………………………….
4.
SEPTICEMIA EPIZOOTICA (SE) / Ngorok ……………….……………
5.
Penyakit Pink Eye ………………………………………………………………
BAB III PENUTUP …………………………………………………………………....
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………
|
|
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit dalam pengertian umum dapat dikatakan sebagai penyimpangan dari
kondisi normal. Penyakit dapat disebabkan oleh jasad hidup (infeksius) yang
dapat disebarkan dari hewan ke hewan, dengan kontak langsung atau tidak
langsung (menular). Sedang penyakit yang disebarkan oleh serangga atau vektor
tidak menular.
Jasad hidup yang menyerang
tubuh dan penyebab penyakit antara lain.
1.
Bakteria ; jasad
kecil kelompok tumbuhan umumnya dapat dilihat dibawah mikroskop biasa.
2.
Virus ; jasad kecil
dari kerajaan tumbuhan, umumnya dapat dilihat dibawah mikroskop khusus
3.
Protozoa ;
organisme ini tergolong kelompok hewan, lebih besar dari bakteri.
4.
Parasit ; induk
semang yang terdir dari ektoparasit (diluar) seperti caplak, lalat dan kutu.
Endoparasit (didalam) seperti cacing.
5.
Cendawan ; kelompok
tumbuhan mikro seperti scabies/kudis, kurap.
BAB II
PENYAKIT PADA SAPI YANG DISEBABKAN OLEH
BAKTERI
1.
Penyakit Brucellosis (Keluron Menular)
Brucellosis adalah
penyakit ternak menular yang secara primer menyerang sapi, kambing, babi dan
sekunder berbagai jenis ternak lainnya serta manusia. Pada sapi penyakit ini
dikenal sebagai penyakit Kluron atau penyakit Bang. Sedangkan pada manusia menyebabkan demam yang
bersifat undulans dan disevut Demam Malta. Jasad renik penyebab รจ Micrococcus
melitensis yang selanjutnya disebut pula Brucella melitensis.
Bakteri
Brucella untuk pertama kalinya ditemukan oleh Bruce (1887) pada manusia dan
dikenal sebagai Micrococcus miletensi. Kemudian Bang dan Stribolt (1897)
mengisolasi jasad renik yang serupa dari sapi yang menderita kluron menular.
Jasad renik tersebut diberi nama Bacillus abortus bovis. Bakteri Brucella
bersifat gram negatif, berbentuk batang halus, mempunyai ukuran 0,2 - 0,5
mikron dan lebar 0,4 - 0,8 mikron, tidak bergerak, tidak berspora dan aerobik.
Brucella merupakan parasit intraseluler dan dapat diwarnai dengan metode
Stamp atau Koster. Brucellosis yang menimbulkan masalah pada ternak
terutama disebabkan oleh 3 spesies, yaitu Brucella
melitensis, yang menyerang pada kambing,Brucella
abortus, yang menyerang pada sapi
dan Brucella suis, yang
menyerang pada babi dan sapi.
Brucella memiliki 2 macam
antigen, antigen M dan antigen a. Brucella melitensis memiliki lebih banyak
antigen M dibandingkan antigen A, sedangkan Brucella abortus dan Brucella suis
sebaliknya. Daya pengebalan akibat infeksi Brucella adalah rendah karena
antibodi tidak begitu berperan. Kerugian
ekonomi yang diakibatkan oleh brucellosis sangat besar, walaupun mortalitasnya
kecil. Pada ternak kerugian dapat berupa:
·
kluron,
·
anak ternak yang dilahirkan lemah,
·
kemudian mati,
·
terjadi gangguan alat-alat reproduksi yang
mengakibatkan kemajiran temporee atau permanen.
·
Kerugian pada sapi perah berupa turunnya
produksi air susu.
2.
Penyakit Anthrax (Radang Limpa) Anthrax
Anthrax adalah penyakit
menular yang biasanya bersifat akut atau perakut pada berbagai jenis ternak
(pemamah biak, kuda, babi dan sebagainya), yang disertai dengan demam tinggi
dan disebabkan oleh Bacillus anthracis. Biasanya ditandai dengan
perubahan-perubahan jaringan bersifat septicemi, timbulnya infiltrasi
serohemorrhagi pada jaringan subkutan dan subserosa dan dengan pembengkakan
akut limpa. Pelbagai jenis ternak liar (rusa, kelinci, babi hutan dan
sebagainya) dapat pula terserang. Faktor-faktor predisposisi daat mempermudah
timbulnya penyakit pada hewan-hewan yang mengandung spora yang bersifat latent.
Penyebab
Penyebab penyakit anthrax adalah bakteri Bacillus anthracis. Faktor-faktor seperti hawa dingin, kekurangan makanan dan keletihan dapat mempermudah timbulnya penyakit pada ternak-ternak yang mengandung spora yang bersifat laten.
Bacillus anthracis berbentuk batang, lurus dengan ujung siku-siku. dalam biakan
membentuk rantai panjang. dalam jaringan tubuh tidak pernah terlihat rantai
panjang, biasanya tersusun secara tunggal atau dalam rantai pendek dari 2 - 6
organisme. Dalam jaringan tubuh selalu berselubung (berkapsel). kadang-kadang
satu kapsel melingkupi Beberapa organisme.
Bakteri Bacillus anthracis bersifat gram positif, berukuran besar dan tidak dapat bergerak. Bakteri yang sedang menghasilkan spora memiliki garis tengah 1 mikron atau Lebih dan panjang 3 mikron atau lebih.
Basil anthrax bersifat aerob dan akan membentuk spora yang letaknya di tengah bila cukup oksigen. Spora tersebut mampu hidup di tanah sampai puluhan tahun. Bentuk spora lebih tahan terhadap suhu pasteurisasi, oleh macam-macam desinfektan atau proses pembusukan dibandingkan bentuk vegetatif B. antracis.
Bakteri Bacillus anthracis bersifat gram positif, berukuran besar dan tidak dapat bergerak. Bakteri yang sedang menghasilkan spora memiliki garis tengah 1 mikron atau Lebih dan panjang 3 mikron atau lebih.
Basil anthrax bersifat aerob dan akan membentuk spora yang letaknya di tengah bila cukup oksigen. Spora tersebut mampu hidup di tanah sampai puluhan tahun. Bentuk spora lebih tahan terhadap suhu pasteurisasi, oleh macam-macam desinfektan atau proses pembusukan dibandingkan bentuk vegetatif B. antracis.
3.
Radang Ambing (Mastitis)
Mastitis adalah istilah
yang digunakan untuk radang yang terjadi pada ambing, baik bersifat akut,
subakut ataupun kronis, dengan kenaikan sel di dalam air susu dan perubahan
fisik maupun susunan air susu, disertai atau tanpa adanya perubahan patologis
pada kelenjar (Subronto, 2003). Akoso (1996) menyatakan bahwa pada sapi,
mastitis sering terjadi pada sapi perah dan disebabkan oleh berbagai jenis
bakteri. Sori et al (2005)
menyatakan bahwa kerugian kasus mastitis antara lain : kehilangan produksi
susu, kualitas dan kuantitas susu berkurang, banyak sapi yang diculling.
Penurunan produksi susu per kuartir bisa mencapai 30% atau 15% per sapi per
laktasi, sehingga menjadi permasalahan besar dalam industri sapi perah.
Faktor Penyebab Mastitis
Resistensi atau kepekaan
terhadap mastitis pada sapi, kambing atau domba bersifat menurun. Gen- gen yang
menurun akan menentukan ukuran dan struktur puting Saat periode kering adalah
saat awal bakteri penyebab mastitis menginfeksi, karena pada saat itu terjadi
hambatan aksi fagositosis dari neutrofil pada ambing. Berbagai jenis bakteri
telah diketahui sebagai agen penyebab penyakit mastitis, antara lain
Streptococcus agalactiae, Str. Disgalactiae, Str. Uberis, Str.zooepedermicus,
Staphylococcus aureus, Escherichia coli, Enterobacter aerogenees dan
Pseudomonas eroginosa. Dilaporkan juga bahwa yeast dan fungi juga sering
menginfeksi ambing, namun biasanya menyebabkan mastitis subklinis.
Hasil penelitian di
Ethiopia oleh Sori et al (2005) menunjukkan bahwa hasil pemeriksaan susu dengan
metode CMTdari 180 ekor sapi perah lokal Zebu dan persilangan, prevalensi
mastitis mencapai 52,78%, dengan 47 ekor (16,11%) merupakan mastitis klinis dan
87 ekor (36,67%), merupakan mastitis subklinis.
Staphylococcus aureus merupakan
salah satu penyebab utama mastitis pada sapi perah yang menimbulkan kerugian
ekonomi yang cukup besar akibat turunnya produksi susu. Dilaporkan oleh
peneliti yang sama bahwa dari 134 isolat yang diuji, maka persentase terbesar
mikroorganisme penyebab mastitis adalah Staphylococcus aureus.
4.
SEPTICEMIA EPIZOOTICA (SE) / Ngorok
Penyakit SE adalah
penyakit menular terutama pada kerbau, sapi, babi dan kadang-kadang pada domba,
kambing dan kuda yang disebabkan oleh bakteri Pasteurella multocida tipe tertentu.
Penyakit biasanya berjalan secara akut , dengan angka kematian yang tinggi,
terutama pada penderita yang telah menunjukkan tanda-tanda klinik yang jelas.
Sesuai dengan namanya, pada kerbau dalam stadium terminal akan menunjukkan
gejala-gejala ngorok (mendengkur), disamping adanya kebengkakan busung pada
daerahdaerah submandibula dan leher bagian bawah. Gambaran seksi pada ternak
memamah biak menunjukkan perubahan-perubahan sepsis.
Penyakit SE menyebabkan
kematian, napsu makan berkurang, penurunan berat badan serta kehilangan
tenaga kerja pembantu pertanian dan pengangkutan.
Di Indonesia, karena
program vaksinasi SE dilakukan secara rutin, maka kejadian penyakit SE di
Indonesia saat ini hanya bersifat sporadik. Namun wabah SE dalam jumlah cukup besar
masih sering ditemukan, misalnya di daerah-daerah Nusatenggara, seperti
Sumba,Timor, Sumbawa dan daerah-daerah lain. Pada umumnya wabah itu terjadi
pada permulaan musim hujan. Hal ini biasanya disebabkan karena tidak
tervaksinnya ternak-ternak di daerah itu. Keadaan ini mungkin karena vaksin
tidak tersedia atau lapangan di mana ternak merumput secara liar sangat sulit
terjangkau oleh vaksinator.
Penyebab
Penyebab penyakit SE adalah bakteri Pasteurella multocida yang berbentuk cocobacillus yang mempunyai ukuran yang sangat halus dan bersifat bipoler.
Penyebab
Penyebab penyakit SE adalah bakteri Pasteurella multocida yang berbentuk cocobacillus yang mempunyai ukuran yang sangat halus dan bersifat bipoler.
Secara serologik dikenal
beberapa tipe dan penyebab SE di Indonesia, antara lain adalah Pasteurella
multocida tipe 6B. Bakteri yang bersifat gram negatif ini tidak membentuk
spora, bersifat non motil dan berselubung yang lama kelamaan dapat hilang
karena penyimpanan yang terlalu lama.
5.
Penyakit Pink Eye.
Pink Eye merupakan
penyakit mata akut yang menular pada sapi, domba maupun kambing, biasanya
bersifat epizootik dan ditandai dengan memerahnya conjunctiva dan kekeruhan
mata.
Penyakit ini tidak sampai
menimbulkan kematian, akan tetapi dapat menyebabkan kerugian yang cukup besar
bagi peternak, karena akan menyebabkan kebutaan ,penurunan berat badan dan
biaya pengobatan yang mahal.
Etiologi
Etiologi
Pink Eye disebabkan oleh
bakteri, virus, rikketsia maupun chlamydia, namun yang paling sering ditemukan
adalah akaibat bakteri Maraxella bovis.
Cara Penularan
Cara Penularan
Mikrorganisme penyebab
ditularkan lewat kontak antara ternak peka dengan ternak penderita atau oleh
serangga yang bisa memindahkan mikroorganisme atau bisa juga lewat iritasi debu
atau sumber-sumber lain yang dapat menyebabkan goresan atau luka mata.
Gejala Klinis
Mata berair, kemerahan pada bagian mata yang
putih dan kelopaknya, bengkak pada kelopak mata dan cenderum menjulingkan mata
untuk menghindari sinar matahari. Selanjutnya selaput bening mata/kornea
menjadi keruh dan pembuluh darah tampak menyilanginya. Kadang-kadang terjadi
borok atau lubang pada selaput bening mata. Borok dapat pecah dan mengakibatkan
kebutaan. Mata akan sembuh dalam waktu 1 – 4 minggu, tergantung kepada
penyebabnya dan keganasan penyakitnya.
Pengobatan
Suntikan antibiotik,
seperti tetracyclin atau tylosin dan penggunaan salep mata dapat membantu
kesembuhan penyakit. Menempatkan ternak pada tempat yang teduh atau menempelkan
kain di mata dapat mengurangi rasa sakit mata akibat silaunya matahari.
Pencegahan
Memisahkan ternak yang
sakit dari ternak-ternak sehat merupakan cara terbaik untuk pencegahan terhadap
pinx eye. Tidak tersedia vaksin untuk penyakit ini.
BAB III
PENUTUP
1.
Penyakit
Brucellosis (Keluron Menular)
Disebabkan oleh Bakteri Brucella untuk
pertama kalinya ditemukan oleh Bruce (1887)
2.
Penyakit
Anthrax (Radang Limpa) Anthrax
Penyebab penyakit anthrax adalah
bakteri Bacillus anthracis. Faktor-faktor seperti hawa dingin, kekurangan
makanan dan keletihan dapat mempermudah timbulnya penyakit pada ternak-ternak
yang mengandung spora yang bersifat laten.
3.
Radang
Ambing (Mastitis)
Staphylococcus aureus merupakan salah
satu penyebab utama mastitis pada sapi perah
4.
Septicemia
Epizootica (Se) / Ngorok
Penyebab penyakit SE adalah bakteri
Pasteurella multocida yang berbentuk cocobacillus yang mempunyai ukuran yang
sangat halus dan bersifat bipoler.
5.
Penyakit
Pink Eye.
Pink Eye disebabkan oleh bakteri,
virus, rikketsia maupun chlamydia, namun yang paling sering ditemukan adalah
akaibat bakteri Maraxella bovis.
DAFTAR
PUSTAKA
http://putrawiadnyana94.blogspot.com/2013/01/11-jenis-penyakit-yang-harus-bebas-pada.html
http://nakstppmlg.weebly.com/penyakit-sapi.html
http://www.doktergaul.com/tentang/penyakit-pada-sapi-yang-disebabkan-oleh-bakteri.html
http://syahrir-hasyim.blogspot.com/2013/11/mengenal-penyakit-sapi.html
No comments:
Post a Comment