M A K A L A H
M E N U L I S
Disusun
Oleh :
1. Andriani Reti
2. Else Yelfinangsi Ruwo
3. Niferlin Sawane
4. Juwita Sari Meronco
JURUSAN KEBIDANAN
SEKOLAH
TINGGI ILMU KESEHATAN
YAYASAN
HUSADA MANDIRI POSO
TAHUN
AJARAN 2015/2016
KATA PENGANTAR
Puji
syukur senantiasa kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
pemeliharaannyalah sehingga sampai hari ini kita semua masih tetap berada dalam
keadaan sehat walafiat.
Lebih dari itu, rasa syukur juga saya panjatkan karena dalam keadaan terbatas kami dapat menyelesaikan
makalah ini.
Kepada
semua pihak yang ikut berpartisipasi dalam proses penyusunan makalah ini
diucapkan terima kasih.
Dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat kekurangan dan kelemahan baik dari
segi materi maupun dari segi penulisan, namun kiranya dapat dimaklumi dan
mendapat kritik dan saran yang dapat membangun untuk selanjutnya. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Poso, Januari
2015
penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Menulis
adalah suatu kegiatan penyampaian pesan dengan menggunakan bahasa tulis sebagai
medianya (Suparno dan Yunus, 2005:1.4). Menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai dengan baik oleh setiap orang,
terutama bagi sivitas akademik. Para sivitas akademik adalah kaum intelektual
yang harus mampu mengembangkan ilmu penngetahuan, teknologi dan seni (ipteks)
demi kemajuan bangsa. Segala bentuk pengembangan ipteks yang dihasilkan tidak
akan ada artinya apabila tidak didokumentasikan dalam bentuk tulisan. Sehebat
apapun mahakarya yang dihasilkan seseorang, bila tidak didokumtasikan dalam
bentuk tulisan, hanya akan menjadi cerita lisan sesaat yang akan segera
dilupakan pada masa-masa berikutnya. Oleh sebab itulah, kemampuan menulis menjadi
hal yang sangat penting.
Pada
kenyataanya banyak orang yang tidak mampu atau bahkan sama sekali tidak
menyukai kegitan menulis. Kenyataan buruk itu dapat disebabkan oleh berbagai
hal. Salah satu penyebabnya adalah ketidaktahuan tentang seluk-beluk menulis,
khususnya menulis karya ilmiah.
Agar dapat
menulis suatu karya ilmiah, perlu diketahui hal-hal mengenai karya ilmiah dan
mengenai tahap-tahap penulisan karya ilmiah itu sendiri. Hal-hal yang terkait
dengan karya ilmiah atau makalah.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Hakikat Menulis
Menurut Tarigan, menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang
grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga
orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut kalau mereka memahami
bahasa dan gambaran grafik itu. Dapat dikatakan juga
menulis adalah proses menggambarkan
suatu bahasa sehingga pesan yang disampaikan penulis dapat di pahami pembaca.
Marwoto, dkk memberi pengertian bahwa
menulis sebagai kemampuan seseorang untuk mengungkapkan ide, pikiran,
pengetahuan, ilmu, pengalaman-pengalaman hidupnya dalam bahasa tulis yang
jelas, runtut, ekspresif, enak dibaca, dan dapat dipahami orang lain. Enre berpendapat bahwa
menulis merupakan kemampuan menyusun atau menegosiasikan buah pikiran, ide,
gagasan, dan pengalaman dengan menggunakan bahasa tulis yang baik dan benar.
Menulis merupakan suatu keterampilan
berbahasa yang aktif, produktif, kompleks, dan terpadu yang berupa pengungkapan
dan yang diwujudkan secara tertulis. Menulis juga merupakan keterampilan yang
menuntut penulis untuk menguasai berbagai unsur di luar kebahasaan itu sendiri
yang akan menjadi isi dalam suatu tulisan.
Lebih lanjut Rusyana memberikan
batasan bahwa kemampuan menulis atau mengarang adalah kemampuan menggunakan
pola-pola bahasa dalam tampilan tertulis untuk mengungkapkan gagasan atau
pesan. Kemampuan menulis mencakup berbagai kemampuan, seperti kemampuan
menguasai gagasan yang dikemukakan, kemampuan menggunakan unsur-unsur bahasa, kemampuan
menggunakan gaya, dan kemampuan menggunakan ejaan serta tanda baca.
Berdasarkan
konsep di atas, dapat dikatakan bahwa menulis merupakan komunikasi tidak
langsung yang berupa pemindahan pikiran atau perasaan dengan memanfaatkan
grafologi, struktur bahasa, dan kosakata dengan menggunakan simbol-simbol
sehingga dapat dibaca seperti apa yang diwakili oleh simbol tersebut.
Mengkombinasikan
dan menganalisis setiap unsur kebahasaan dalam sebuah karangan merupakan suatu
keharusan bagi penulis. Dari sinilah akan terlihat sejauh mana pengetahuan yang
dimiliki penulis dalam menciptakan sebuah karangan yang efektif. Kosa kata dan
kalimat yang digunakan dalam kegiatan menulis harus jelas agar mudah dipahami
oleh pembaca. Di samping itu, jalan pikiran dan perasaan penulis sangat
menentukan arah penulisan sebuah karya tulis atau karangan yang berkualitas.
Dengan kata lain hasil sebuah karangan yang berkualitas umumnya ditunjang oleh
keterampilan kebahasaan yang dimiliki seorang penulis.
B.
Tujuan
Menulis
Tujuan menulis adalah untuk
mengungkapkan ide, gagasan, perasaan pikiran, pendapat secara jelas dan efektif
kepada pembaca.Adapun beberapa tujuan menulis adalah :
1.
Untuk memberikan suatu
informasi.
2.
Untuk meyakinkan atau
mendesak.
3.
Untuk menghibur atau
menyenangkan.
4.
Untuk m engekspresikan perasaan dan emosi yang kuat.
Hugo
Hartig dalam merumuskan tujuan menulis:
1. Tujuan
penugasan ,sebenarnya tidak memilki tujuan karena orang yang menulis melakukan
nya karena tugas yang diberikan kepadanya.
2. Tujuan
altruistik, penulis bertujuan untuk menyenangkan pembaca,menghindarkan
kedudukan pembaca,ingin menolong pembaca memahami,menghargai perasaan dan
penalaranya,ingin membuat hidup para pembaca lebih mudah dan lebih menyenangkan
dengan karyanya itu.
3. Tujuan
persuasif bertujuan meyakinkan para pembaca akan kebenaran gagasan yang
diutarakan.
4. Tujuan
informasional penulis bertujuan memberi informasi atau keterangan kepada para
pembaca.
5. Tujuan
pernyataan diri penulis bertujuan memperkenalkan atau menyatakan dirinya kepada
pembaca.
6. Tujuan kreatif penulis bertujuan melibatkan
dirinya dengan keinginan mencapai norma artistik,nilai-nilai kesenian.
7. Tujuan
pemecahan masalah penulis bertujuan untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Sedangkan
menurut Suparno dan Mohamad Yunus, tujuan yang ingin dicapai seorang penulis
bermacam-macam sebagai berikut.
1. Menjadikan
pembaca ikut berpikir dan bernalar.
2. Membuat
pembaca tahu tentang hal yang diberitakan.
3. Menjadikan
pembaca beropini.
4. Menjadikan
pembaca mengerti.
5. Membuat
pembaca terpersuasi oleh isi karangan.
6. Membuat
pembaca senang dengan menghayati nilai-nilai yang dikemukakan seperti nilai
kebenaran, nilai agama, nilai pendidikan, nilai sosial, nilai moral, nilai
kemanusiaan dan nilai estetika
Berdasarkan beberapa pendapat tersebut,
dapat disimpulkan bahwa tujuan menulis adalah agar pembaca mengetahui, mengerti
dan memahami nilai-nilai dalam sebuah tulisan sehingga pembaca ikut berpikir,
berpendapat atau melakukan sesuatu yang berhubungan dengan isi tulisan.
C. Fungsi Menulis
Pada prinsipnya fungsi utama menulis
adalah sebagai alat komunikasi tidak langsung. Darmadi mengemukakan
bahwa tulisan memiliki beberapa fungsi penting yaitu :
1. Sebagai
suatu sarana menemukan sesuatu.
2. Memunculkan
ide baru.
3. Melatih
kemampuan mengorganisasi dan menjernihkan berbagai konsep atau ide yang kita
miliki.
4. Melatih
sikap objektif yang ada pada diri seseorang.
5. Membantu
diri kita untuk menyerap dan memproses informasi.
6. Melatih
kita memecahkan berbagai masalah sekaligus.
7. Menjadikan
kita aktif dan tidak sekedar menjadi penerima informasi.
Marwoto menyebutkan
bahwa menulis memberikan beberapa fungsi, seperti :
1. Memperdalam
pemahaman suatu ilmu.
2. Bisa
membuktikan sekaligus menyadari ilmu pengetahuan, ide, dan pengalaman hidup.
3. Bisa
menyumbang pengalaman, pengetahuan, dan ide yang berguna bagi masyarakat secara
lebih luas.
4. Meningkatkatkan
prestasi kerja, dan
5. Memperlancar
perkembangan ilmu, teknologi, dan seni.
Fungsi utama dari tulisan adalah sebagai
alat komunikasi yang tidak langsung.Dengan menulis memudahkan kita mersakan dan
menikmati hubungan–hubungan,memperdalam daya tanggap atau persepsi kita,
memecahkam masalah-masalah yang kita hadapi,menyusun urutan bagi pengalaman,
dapat menyumbangkan kecerdasan.
Bernard Percy secara rinci fungsi
menulis adalah:
1.
Sarana untuk
mengungkapkan diri yaitu untuk mengungkapkan perasaan hati seperti
kegelisahan,keinginan amarah.
2. Menulis
sebagai sarana pemahaman artinya dengan menulis seseorang bisa mengikat kuat
suatu ilmu pengetahuan (menancapkan pemahaman ) kedalam otaknya.
3. Menulis
dapat membantu mengembangkan kepuasan pribadi, kebanggaan, perasaan harga diri
artinya dengan menulis bisa melejitkan
perasaan harga diri yang semula rendah degan menulis dapat meningkatkan
kesadaran dan penyerapan terhadap lingkungan artinya orang yang menulis selalu
dituntut untuk terus menerus belajar sehinnga pengetahuannya menjadi luas.
4. Menulis
dapat meningkatkan keterlibatan secara bersemangat bukannya penerimaan yang
pasrah,artinya dengan menulis seseorang akan menjadi peka terhadap apa yang
tidak benar disekitarnya sehingga ia menjadi seoarang yang kreatif.
5. Menulis
mampu mengembangkan suatu pemahaman dan kemampuan menggunakan bahasa artinya
dengan menulis seseorang akan selalu berusaha memilih bentuk bahasa yang tepat
dan menggunakannya dengan tepat pula.
D. Teori Menulis
Teori
menulis yang berkembang saat ini adalah menulis model proses. Dengan model ini
menulis dilakukan dengan melalui tahapan – tahapan. Seperti yang dikemukakan
oleh Britton bahwa proses menulis dibagi menjadi tiga tahap kegiatan, adalah
sebagai berikut.
1.
Tahap konsep. Pada
tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah memilih dan menentukan topik.
2.
Tahap inkubasi. Pada
tahap ini kegiatan siswa adalah mengembangkan topik dan menggabungkan informasi
yang tersedia.
3.
Tahap hasil. Pada tahap
ini siswa melakukan kegiatan mengembangkan tulisan/menulis kemudian memperbaiki
tulisan, dan pada akhir kegiatan menulis siswa memeriksa karangan/tulisan.
Sedangkan menurut Tompkins mengemukakan
lima tahap sebagai berikut.
1. Tahap
pramenulis (prewriting). Pada tahap ini siswa memilih topik, siswa mengumpulkan
dan menyesuaikan ide-ide, siswa mengidentifikasi pembacanya, siswa
mengidentifikasi tujuan menulis,
siswa memilih bentuk yang sesuai berdasarkan pembaca dan tujuan menulis.
2. Tahap
pengedrafan (drafting). Pada tahap ini siswa menulis draf kasar, siswa menulis
pokok-pokok yang menarik pembaca, siswa lebih menekankan isi daripada mekanik.
3. Tahap
merevisi (revising). Pada tahap ini siswa membagi tulisannya kepada kelompok,
siswa mendiskusikan tulisan dengan temannya, siswa membuat perbaikan sesuai
komentar teman dan gurunya, siswa membuat perubahan substansif dan bukan
sekedar perubahan minor antara draf pertama dan draf kedua.
4. Tahap
mengedit (editing). Pada tahap ini siswa membaca ulang tulisannya, siswa
membantu baca ulang tulisan temannya, siswa mengidentifikasi kesalahan mekanik
dan membetulkannya.
5. Tahap
mempublikasikan (publishing). Pada tahap ini siswa mempublikasikan tulisannya
dalam bentuk yang sesuai, siswa membagi tulisannyayang sudah selesai kepada
teman sekelasnya.
Burns, dkk juga mengemukakan bahwa
langkah-langkah menulis meliputi lima tahapan yaitu sebagai berikut.
1. Pramenulis
(prewriting), dengan aktivitas
pengarang persiapan menulis cerita, menggambar, membaca, memikirkan tulisan,
menyusun gagasan, dan mengembangkan rencana.
2. Pembuatan
draf (drafting), dengan aktivitas
pengarang merangkaikan gagasan dalam sebuah tulisan tanpa memperhatikan
kerapian atau mekanik.
3. Perevisian
(revising), pada tahap ini setelah
mendapat saran-saran dari orang lain, pengarang dapat membuat beberapa
perubahan, dan perubahan itu dapat melibatkan orang lain.
4. Pengeditan
(editing), pada tahap ini pengarang
secara hati-hati mengoreksi dan membetulkan ejaan dan mekanisme tulisan.
5. Sharing
dan publikasi (sharing and publishing),
pada tahap ini hasil tulisan dapat dipajangkan di kelas atau dijadikan bahan
pustaka di sekolah / kampus.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Menulis merupakan salah satu
keterampilan berbahasa yang perlu dikuasai dengan baik oleh setiap orang,
terutama bagi sivitas akademik. Ada beberapa tahap yang harus dilakukan dalam
menulis pada umunya, dan menulis karya ilmiah pada khususnya. Tahap-tahap itu
adalah sebagai berikut :
-
Tahap Persiapan
-
Tahap Pengumpulan Bahan
-
Tahap Pengolahan Bahan
-
Tahap Penyutingan
-
Tahap Penyajian
B. Saran
Adapun saran yang dapat
disampaikan adalah Sebagai seorang mahasiswa kita harus memahami betul
pengertian dari menulis dan makalah agar dalam penyusunan makalah dan tahap
menulis sesuai dengan kaidahnya dan sistematis. Sebagai seorang mahasiswa kita
harus mengetahui dan memahami sistematika dari penyusunan makalah agar dapat
menyusun makalah yang sistematis. Memahami penggunaan tanda baca, komposisi
penulisan dan lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Burns,
P.C. Roe, B.D. & Ross, E.P. 1996. Teaching
Reading in Todays Elementary School, Boston: Houghton Mifflin.
Darmadi,
Kaswan. 1996. Meningkatkan Kemampuan Menulis Panduan untuk Mahasiswa dan
Calon Guru. Yogyakarta: Andi.
Enre,
Fachruddin Ambo. 1988. Dasar-dasar Kemampuan Menulis. Jakarta : Depdikbud.
Marwoto,
dkk. 1987. Komposisi Praktis. Yogyakarta: Hanindita.
Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam
Pengajaran Bahasa dan Sastra. Yogyakarta: BPFE.
Rusyana,
Yus. 1988. Bahasa dan sastra dalam
Gamitan Pendidikan, Bandung: Diponegoro.
Soeparno
dan Mohamad Yunus. 2002. Keterampilan Dasar Menulis. Jakarta: Pusat
Penerbitan Universitas Terbuka.
Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.
Thohri,Muhamad,dkk.
2008. Bahasa Indonesia 1. Surabaya :
LAPIS PGMI.
Tompkins,
Gaile E. 1994. Teaching Writing:
Balancing Process and Product. New York: Macmilan College Publishing
Company.
No comments:
Post a Comment